LAPORAN PRAKTIKUM FIELDTRIP
TAMAN SAFARI INDONESIA DAN MUSEUM
ZOOLOGI BOGOR
Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas kelompok
Mata Kuliah: Zoologi Vertebrata
Dosen Pengampu: Eka Fitriah S.Si, M.P.d
Di
Susun Oleh :
Abdul
Majid
Andri
Cholilah
Syarifah
Entik
Suticha
Fuzi
Fitriyanti Herlin
Jubaedah
Nurfine
Dwi Rostoka
KELAS : IPA_BIOLOG_B/ IV
KELOMPOK:
III
ASS.DOSEN :AULIA RAKHMAN
LABORATORIUM
BIOLOGI
JURUSAN
TARBIYAH IPA_BIOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAN NEGERI SYEKH NURJATI
CIREBON
2010
LAPORAN PRAKTIKUM FIELDTRIP
TAMAN SAFARI INDONESIA
DAN MUSEUM ZOOLOGI BOGOR
A. TUJUAN
Mengetahui keanekaragaman jenis
vertebrata yang ada ditaman safari bogor
dari segi morfologi,taksonomi dan klasifikasinya.
B. LANDASAN
TEORI
Vertebrata
adalah subfilum dari Chordata,
mencakup semua hewan yang memiliki tulang
belakang yang tersusun dari vertebra. Vertebrata adalah subfilum terbesar dari Chordata.
Ke dalam vertebrata dapat dimasukkan semua jenis ikan (kecuali remang, belut
jeung, "lintah laut", atau hagfish), amfibia, reptil, burung, serta hewan
menyusui. Kecuali jenis-jenis ikan, vertebrata diketahui memiliki dua
pasang tungkai.
Vertebrata memiliki sistem otot
yang banyak terdiri dari pasangan massa, dan juga sistem saraf pusat yang biasanya terletak di
dalam tulang belakang. Sistem respirasi
menggunakan insang
atau paru-paru.
Klasifikasi menurut Janvier (1981, 1997), Shu et al. (2003), dan Benton
(2004).[1]
Perhatikan bahwa di dalamnya tidak termasuk remang, sejenis
ikan laut namun tidak memiliki vertebra sejati, sehingga tidak semua ikan
adalah vertebrata. Tanda "†" berarti "sudah punah".
- Subfilum Vertebrata
- (Tidak berstatus) Hyperoartia (lamprey, termasuk vertebrata tak berahang)
- Kelas Conodonta †
- Subkelas Pteraspidomorphi †
- Kelas Thelodonti †
- Kelas Anaspida †
- Kelas Galeaspida †
- Kelas Pituriaspida †
- Kelas Osteostraci †
- Infrafilum Gnathostomata (vertebrata berahang)
·
Kelas Placodermi (ikan berkepala
perisai dari masa Paleozoik) †
·
Kelas Chondrichthyes
(ikan bertulang rawan: hiu
dan pari)
·
Kelas Acanthodii (hiu berduri dari
masa Paleozoik) †
·
Superkelas Osteichthyes (ikan bertulang
sejati: mencakup hampir semua ikan penting yang dikenal orang)
·
Kelas Actinopterygii
(ikan bersirip kipas)
·
Kelas Sarcopterygii
(ikan bersirip cuping/sirip berdaging)
·
Subkelas Coelacanthimorpha (coelacanth)
·
Subkelas Dipnoi (ikan paru)
·
Subkelas Tetrapodomorpha (moyang
semua tetrapoda)
·
Superkelas Tetrapoda
(vertebrata bertungkai empat)
·
Kelas Amfibia
·
Kelas Sauropsida (reptilia dan
unggas)
·
Kelas Aves (unggas)
·
Kelas Synapsida
(reptilia mirip mamalia)
·
Kelas Mamalia (mamalia)
C. ALAT
DAN BAHAN
·
Book note
·
Pulpen
·
Kamera
·
Hewan-hewan yang ada
ditaman safari
D. PROSEDUR
KERJA
1. Mengamati
hewan yang ada ditamana safari dan museum zoology bogor dari segi morfooginya
2. Mengklasifikasikan
hewan yang diamati berdasarkan karakteristiknya dan kekerabatan diantara
hewansatu denga yang lainnya
E. HASIL
PENGAMATAN
1. Anoa
2. Bison
3. Babi
rusa
4. Singa
sumatera
5. Harimau
sumatera
6. Domba
Badak sumatera
7. Buaya
muara
8. Beruang
madu
9. Kambing
gunng
10. Burung
ostrick
11. Burung
bango
12. Binturong
13. Burung
maleo
14. Burung
gosong
15. Burung
wallet
F. PEMBAHASAN
Domba
Domba (Ovis aries) mempunyai tata nama sebagai
berikut :
Kingdom : Animalia
Filum :
Chordata
Subfilum :
Vertebrata
Kelas :
Mamalia
Ordo :
Ungulata
Subordo :
Artiodactyla
Famili :
Bovidae
Subfamili
: Caprinae
Genus :
Ovis
Spesies :
Ovis aries
Domba yang kita kenal sekarang merupakan hasil dometikasi
manusia yang sejarahnya diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon (Ovis
musimon) yang berasal dari Eropa Selatan dan Asia Kecil, Argali (Ovis
amon) berasal dari Asia Tenggara, Urial (Ovis vignei) yang berasal
dari Asia (Anonim, 2005).
Kita mengenal beberapa bangsa domba yang tersebar di
Indonesia, seperti : domba kampung, domba Priangan berasal dari Indonesia dan
banyak terdapat di daerah Jawa Barat,
domba ekor gemuk merupakan domba yang berasal dari Indonesia bagian timur
seperti Madura, Sulawesi dan Lombok, dan domba Garut adalah domba hasil
persilangan segi tiga antara domba kampung, merino dan domba ekor gemuk dari
Afrika Selatan (Anonim, 2005).
Domba dipelihara terutama untuk keperluan produksi
daging, wol, kulit, susu dan kotorannya (Payne dan Williamson, 1993). Daging
domba merupakan sumber protein dan lemak hewani. Bulu domba dapat digunakan
sebagai industri tekstil. Walaupun belum memasyarakat, susu domba merupakan
minuman yang bergizi (Anonim, 2005). Namun seiring dengan perkembangan ilmu dan
teknologi tidak jarang domba digunakan sebagai hewan percobaan untuk penelitian
(Payne dan Williamson, 1993).
Domba merupakan herbivora yang merumput, tidak seperti
kambing dan jerapah yang menyukai dedaunan yang tinggi (Smith et.al.,
1997). Domba lebih suka rumput pendek, legum dan berbagai jenis semak pendek
(Payne dan Williamson, 1993). Domba memotong tumbuhan sangat dekat dengan tanah
(Smith et.al., 1997)
Bahan baku makanan yang dapat diberikan untuk domba
terdiri dari dua jenis, yaitu pakan hijauan dan konsentrat. Pakan hijauan
merupakan merupakan makanan kasar yang terdiri dari hijauan yang dapat berupa
rumput lapangan, limbah hasil pertanian, rumput jenis unggul, dan beberapa
jenis leguminosae. Pakan hijauan berfunsi sebagai sumber gizi, yaitu protein,
sumber tenaga, vitamin dan mineral. Konsentrat merupakan makanan penguat yang
terdiri dari bahan baku yang kaya akan karbohidart dan protein seperti jagung
kuning, bekatul, dedak, gandum, dan bungkil. Konsentrat untuk ternak domba
umumnya disebut makanan penguat atau bahan baku makanan yang memiliki kandungan
serat kasar kurang dari 18 % dan mudah dicerna (Murtidjo, 1993) .
Pada umumnya petani ternak domba hanya memberikan hijauan
pakan pada ternaknya. Perlakuan tersebut akan dapat mencukupi kebutuhan ternak
domba jika hijauan pakan yang diberikan memiliki kualitas baik. Namun jika
dievaluasi dari karakteristik hijauan pakan yang tumbuh di lingkungan tropis,
sangat jelas bahwa pemberian makanan pada domba yang mengandalkan hijauan pakan
akan kurang berarti. Sebab domba tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuhnya yang
berkaitan dengan zat makanan, khususnya protein. Sebagai konsekuensinya, maka
dalam pemanfaatan hijauan pakan sebagai makanan ternak domba harus
disuplementasikan dengan makanan penguat atau konsentrat. (Murtidjo, 1993)
Secara alami, air merupakan kebutuhan yang sangat penting
untuk domba (Wooster et.al., 2005). Kebutuhan air dari domba yang dipelihara
pada kondisi tropis setengah kering adalah 4,5 liter (Payne dan Williamson,
1993).
Pada hakikatnya kandang domba dapat dibedakan dalam 2
tipe, yaitu: tipe kandang panggung dan tipe kandang lemprak. Tipe kandang
panggung memiliki kolong yang bermanfaat sebagai penampung kotoran. Kolong
digali dan dibuat lebih rendah daripada permukaan tanah sehingga kotoran dan
urine tidak berceceran. Alas kandang terbuat dari kayu atau bambu yang telah
diawetkan. Tinggi panggung dari tanah dibuat minimal 50 cm/2 m untuk peternakan
besar. Palung makanan harus dibuat rapat, agar bahan makanan yang diberikan
tidak tercecer keluar. Sedangkan kandang lemprak tidak dilengkapi dengan alas
kayu, tetapi ternak beralasan kotoran dan sisa-sisa hijauan pakan. Kandang
tidak dilengkapi dengan palung makanan, tetapi keranjang rumput yang diletakkan diatas alas. Pemberian pakan
sengaja berlebihan, agar dapat hasil kotoran yang banyak. Kotoran akan
dibongkar setelah sekitar 1-6 bulan (Anonim, 2005).
Badak Sumatera
Secara taksonomi badak Sumatera diklasifikasikan
sebagai berikut :
Phylum :
Chordata
Sub Phylum :
Vertebrata
Super Kelas :
Gnatostomata
Kelas :
Mammalia
Super Ordo :
Mesaxonia
Ordo :
Perissodactyla
Super Famili :
Rhinocerotides
Famili :
Rhinocerotidae
Genus :
Dicerorhinus
Spesies :
Dicerorhinus sumatrensis Fischer,
Badak adalah binatang berkuku ganjil (perrisodactyla),
pada tahun 1814, Fischer telah memberi nama marga (genus) Dicerorhinus kepada
badak sumatera..
Dicerorhinus berasal dari bahasa Yunani yaitu Di
berarti “dua” dan Cero berarti “cula” (berarti bercula dua), rhinus berarti
“hidung”, sumatrensis: merujuk pada Pulau Sumatera. ((ditambah akhiran ensis
menurut bahasa Latin, berarti lokasi). Sedangkan dalam bahasa Inggrisnya Badak
Sumatera disebut Sumatran Rhino.
MORFOLOGI BADAK SUMATERA.
Tinggi badak sumatera diukur dari telapak kaki sampai
bahu antara 120-135 cm, panjang dari mulut sampai pangkal ekor antara 240-270
cm.Berat tubuhnya dapat mencapai 909 kg.Tubuhnya tidak berambut kecuali
dibagian telinga dan ekornya.Tubuhnya gemuk dan agak bulat, kulitnya licin dan
berambut jarang, menarik perhatian dengan adanya dua lipatan kulit yang besar.Lipatan
pertama melingkari pada paha diantara kaki depan, dan lipatan kedua di atas
abdomen dan bagian lateral.Di atas tubuhnya tidak ada lipatan, jadi lipatan
kulit tampak nyata dekat kaki belakang dan lipatan bagian depan dekat kedua
culanya.Cula bagian depan (anterior) di atas ujung dari moncongnya jauh lebih
besar dari cula bagian belakang (pasterior). Badak sumatera merupakan badak
terkecil dan jenis yang paling primitif dari kelima jenis badak yang masih
hidup di dunia.
Ciri-ciri yang khas dari Badak Sumatera adalah antara
lain mempunyai bibir atas lengkung-mengait kebawah (hooked upped), bercula 2
(dua), warna kulit coklat kemerahan serta lipatan kulit hanya terdapat pada
pangkal bahu, kaki depan mupun kaki belakang, Kekhasan yang menonjol dari rhino
sumatera daripada jenis rhino lainnya adalah kulitnya yang berambut. Waktu bayi
seluruh kulit badannya ditutupi rambut yang lebat (gondrong) dan semakin jarang
seiring dengan bertambahnya usia. Namun kekhasan lain dari bulu rhino ini
adalah rambutnya akan menjadi tumbuh lebat bila hidup dan berada di daerah yang
dingin, sedangkan di daerah yang panas menjadi pendek. Sebagaimana rhino jawa,
rhino sumatera lebih banyak hidup dan tinggal dalam hutan.
HABITAT BADAK SUMATERA
.
Habitat (tempat hidup) badak sumatera adalah pada daerah tergenang diatas
permukaan laut sampai daerah pegunungan yang tinggi (dapat juga mencapai
ketinggian lebih dari 2000 meter di atas permukaan laut). Tempat hidup yang
penting bagi dirinya adalah cukup makanan, air, tempat berteduh dan lebih
menyukai hutan lebat. Pada cuaca yang cerah sering turun ke daerah dataran
rendah, untuk mencari tempat yang kering. Pada cuaca panas ditemukan berada di
hutan-hutan di atas bukit dekat air terjun. Senang makan di daerah hutan
sekunder. Habitat badak sumatera di Gunung Leuser, terbatas pada hutan-hutan
primer pada ketinggian antara 1000-2000 meter diatas permukaan laut.
Badak sumatera merupakan satwa liar yang senang
berjalan. Dalam satu harinya, badak ini dapat menempuh perjalanan sejauh 12
(dua belas) kilometer dalam waktu 20 (dua puluh) jam. Separuh jarak tersebut
dilakukan pada malam hari untuk mencari makan, sedangkan aktifitas di siang
hari lebih ditujukan untuk mencari atau menuju ketempat berkubang atau berendam
di sungai-sungai kecil atau rawa-rawa dangkal.
.
Badak sumatera dewasa dengan berat 800 (delapan ratus)
kilogram, mengkonsumsi rata-rata 50 (lima puluh) kilogram dedaunan dan
pepucukan tanaman yang berasal dari pohon-pohon muda, rerantingan dan
cecabangan pohon yang rendah atau dari semak belukar yang lebat. Jenis badak
ini kadang-kadang memakan batang dari tanaman jahe, rotan dan palem. Untuk
memperoleh makanan sebanyak tersebut diatas, seekor rhino sumatera memerlukan
areal hutan dan semak belukar seluas 5 (lima) sampai 6 (enam) hektar. Dan untuk
seekor rhinosumatera dibutuhkan minimal 700 (tujuh ratus) hektar kawasan hutan
dan semak belukar sebagai wilayah pengembaraannya.
Jenis makanan yang di sukai badak sumatera kebanyakan
di temukan di daerah perbukitan, berupa tumbuhan semak dan pohon-pohonan.
Merumput tidak dilakukan kecuali untuk jenis-jenis bambu seperti Melocana
bambusoides.
Terdapat 102 jenis tanaman dalam 44 familia tanaman
yang disukai badak sumatera. Sebanyak 82 jenis tanaman dimakan daunnya, 17
jenis dimakan buahnya, 7 jenis dimakan kulit dan batang mudanya dan 2 jenis
dimakan bunganya. Tanaman yang mengandung getah lebih disukai seperti daun
manan (Urophylum spp) yang tumbuh di tepi bukit.
Daun nangka (Artocarpus integra) juga kegemarannya., lainnya seperti Bunga dari tenglan (Saraca spp) dan lateks dari jenis tanaman rengas (Melanorhea spp) merupakan pakan badak ini.
Daun nangka (Artocarpus integra) juga kegemarannya., lainnya seperti Bunga dari tenglan (Saraca spp) dan lateks dari jenis tanaman rengas (Melanorhea spp) merupakan pakan badak ini.
PENYEBARAN BADAK SUMATERA.
.
Pada kehidupan awalnya, rhino sumatera memiliki daerah
penyebaran yang cukup luas, yaitu meliputi Kalimantan, Sumatera, Semenanjung
Malaysia, Burma, Kambodya sampai dengan Vietnam. Namun akibat perburuan yang
berlangsung terus menerus sejak masa lalu hingga sekarang, maka penyebaran di
habitat alamnya menjadi terbatas di pulau Sumatera dan Semenanjung Malaysia
saja, Sedangkan di Kalimantan dalam beberapa tahun belakangantidak pernah
dijumpai lagi. Jumlah populasi rhino sumatera di kawasan hutan habitat alaminya
diperkirakan kurang dari 200 (dua ratus) ekor, dan sebagian besar berada di
Sumatera. Di Indonesia penyebaran rhino pada habitat alamnya terdapat dalam
kawasan hutan TN Gunung Leuser (Provinsi Nangru Aceh Darusallam), TN Kerinci
Seblat (Provinsi Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu dan Sumatera Selatan), TN
Bukit Barisan Selatan (Provinsi Bengkulu) dan TN Way Kambas (Provinsi Lampung).
PERILAKU BADAK SUMATERA .
Sebagaimana sepupunya badak jawa, badak sumatera
senang berkubang atau berendam dalam Lumpur. Kubangan badak ini umumnya
ditemukan pada daerah yang datar dengan panjang antara 2 (dua) sampai dengan 3
(tiga) meter. Mengingat kebiasaan berkubang ini sangat penting bagi badak
sumatera, apabila tidak menjumpai tempat kubangan maka dia akan pergi mencari
tanah-tanah yang becek/berair dibawah pohon-pohon yang besar. Dengan mempergunakan
cula dan kakinya, dia mecongkeli tanah tersebut hingga menjadi bubur tanah yang
lembut, kemudian berguling-guling diatasnya. Dalam beberapa tahun kemudian,
berangsur-angsur tempat tersebut akan berubah menjadi tempat kubangan yang baru
yang panjangnya dapat mencapai lebih dari 5 (lima) meter didekat akar-akar
pohon besar didalam hutan. Kedalaman kubangan tersebut dapat mencapai 1 (satu)
meter, lebar antara 2 (dua) sampai 3 (tiga) meter dan ketebalan lumpurnya
antara 50 (lima puluh) sampai 70 (tujuh puluh) sentimeter.
MASA PERKAWINAN BADAK SUMATERA .
Badak
sumatera juga bersifat pendiam dan soliter atau menyendiri, bergerak diam-diam
menjelajahi tempat-tempat yang menjadi wilayah pengembaraannya masing-masing.
Belum pernah ditemukan sang badak berkelahi untuk memperebutkan wilayah
pengembaraannya. Demikian pula dengan satwa lain, jarang sekali dijumpai
perkelahian badak ini dengan jenis satwa lainnya. Bila mendeteksi melalui
indera penciumannya yang tajam ada bau jenis satwa lain yang dapat menjadi
ancaman bagi dirinya seperti harimau sumatera, gajah sumatera maupun manusia,
maka dia akan segera lari menghindar kedalam hutan atau semak belukar yang
lebat dengan arah yang berlawanan dari tempat datangnya ancaman.
Dewasa kelamin bagi badak sumatera dimulai pada saat
usianya mencapai 7 (tujuh) atau 8 (delapan) tahun dengan batas usia dapat
mencapai 32 tahun. Sedangkan perilaku perkawinan badak ini tidak berbeda dengan
badak jawa.Masa kehamilan badak sumatera berkisar antara 16 (enam belas) sampai
18 (delapan belas) bulan. Anak rhino yang lahir akan hidup dan tinggal bersama
induknya hingga mencapai usia7 (tujuh) tahun. Seperti badak jawa, induk rhino
sumatera akan dapat bereproduksi kembali apabila sang anak telah mencapai usia
lebih 4 (empat) tahun, .
Badak sumatera juga dikatagorikan sebagai satwa langka
dilindungi yang menuju kepunahan (sama dengan rhino jawa dan harimau sumatera).
Hal ini dapat kita maklumi, karena jumlah populasi di habitat alamnya belum
diketahui secara pasti, yaitu baru diperkirakan kurang dari 200 (dua ratus)
ekor saja. Demikian halnya, jumlah populasi pada habitat alam dari setiap
kawasan hutan 4 (empat) Taman Nasional di Sumatera belum diperoleh data yang
akurat (pasti/tepat). Upaya penyelamatan dengan pengembangbiakan melalui
habitat buatan atau penangkaran yang telah dilakukan selama 23 (dua puluh tiga)
tahun sejak tahun 1985 sampai sekarang, masih menunjukan tanda-tanda yang
mengkhawatirkan. Dari 10 (sepuluh) penangkaran eksitu dan 1 (satu) penangkaran
semi insitu (SRS-TN Way Kambas) baru memperoleh 1 (satu) kelahiran anak badak
di Cincinnati Zoo-USA, Terlebih data yang ada menunjukkan kematian di
penangkaran jauh lebih besar dari kelahiran. Penjelasan tentang
kegiatan-kegiatan untuk penyelamatan rhino ini akan diuraikan dalam upaya
penyelamatan badak Indonesia.
Harimau Sumatera
Kingdom :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Animalia
Ordo :
Carnivora
Family :
Felidae
Genus :
Panthera
Spesies :
Panthera tigris
Harimau Sumatera (Panthera tigris Linnaeus,
1758) merupakan jenis kucing terbesar baik yang masih eksis ada maupun dilihat
dari penemuan fosilnya. Harimau juga merupakan salah satu jenis mamalia yang
paling diketahui kehidupannya. Harimau umumnya dibagi menjadi beberapa sub
spesies yaitu : Harimau Bengal, Harimau Caspian, Harimau Amur, Harimau Jawa,
Harimau China Selatan, Harimau Bali, Harimau Sumatera dan Harimau Indo China.
Ada tiga sub spesies harimau yaitu Kaspian, Bali dan Jawa yang diduga telah
punah sejak tahun 1950-an.
Awalnya harimau berasal dari Asia Timur, kemudian
melalui dua penyebaran utama menyebar ke berbagai daerah kira-kira dua juta
tahun lampau. Dari Barat Laut harimau bermigrasi ke daerah berpohon dan
sepanjang sistem sungai di Asia Barat Daya. Dari Selatan dan Barat Daya harimau
bergerak ke daratan Asia Tenggara, beberapa diantaranya menyeberang ke
kepulauan Indonesaia dan lainnya berakhir di India.
Diyakini bahwa harimau China merupakan cikal bakal
harimau. Harimau China memiliki morfologi tengkorak yang primitif, pendeknya
bagian cranial dan penampakan lekukan mata lebih jelas.
MORFOLOGI HARIMAU
Kuning kemerahan sampai kuning pucat dengan loreng
hitam dan putih merupakan ciri utama. Loreng setiap harimau berbeda-beda
demikian juga dari bagian kedua sisi harimau juga berbeda. Loreng bervariasi
dalam jumlah, juga ketebalannya serta kecenderungannya untuk terpecah atau
menjadi totol-totol. Garis hitam di atas mata biasanya simetris, tetapi
penampakan wajah kedua sisinya bisa saja berbeda. Tidak ada dua harimau yang
mempunyai penampakan yang sama. Jantan biasanya mempunyai kerut lebih mencolok,
khususnya yang ditampakkan oleh harimau Sumatera.
Harimau Sumatera (Panthera tigris Linnaeus,
1785) merupakan jenis kucing terbesar baik yang masih eksis atau maupun dilihat
dari penemuan fosilnya. Harimau umumnya dibagi menjadi beberapa sub species
yaitu Harimau Bengal, Harimau Caspian, Harimau Amur, Harimau Jawa, Harimau
China Selatan dan Harimau Bali, Harimau Sumatera dan Harimau Indo China. Ada
tiga sub species harimau yaitu Kaspian, Bali dan Jawa yang diduga telah punah
sejak tahun 1950 an.
Awalnya
harimau berasal dari Asia Timur, kemudian melalui dua penyebaran utama menyebar
ke berbagai daerah kira-kira dua juta tahun lampau. Dari Barat Laut harimau
bermigrasi kedaerah berpohon dan sepanjang sistem sungai di Asia Barat Daya.
Dari selatan dan Barat Daya Harimau bergerak kedaratan Asia Tenggara, beberapa
diantaranya menyeberang kekepulauan Indonesia dan lainnya berakhir di India.
Diyakini
bahwa harimau China merupakan cikal bakal harimau. Harimau China memiliki
morfologi tengkorak yang primitif, pendeknya bagian cranial dan penampakan
lekukan mata lebih jelas.
PERILAKU HARIMAU
Biasanya harimau hidup soliter, kecuali pada
betina dan anak, mereka tidak anti sosial. Jantan bergabung dengan betina untuk
kawin dan pernah teramati jantan dan anak saat makan atau istirahat. Tidak
seperti kebanyakan jenis kucing lain, harimau dengan mudah memasuki air. Selama
musim panas mereka akan berendam di danau atau kolam sepanjang hari yang panas.
Harimau dapat berenang sejauh 8 km seperti yang terjadi antara daratan Malaysia
ke pulau Penang. Umumnya harimau berburu antara sore dan pagi hari (fajar),
tetapi dalam beberapa kondisi harimau berburu siang hari. Hewan mangsa harimau
adalah seluruh satwa yang ada dihabitat mereka, yang terdiri dari berbagai
jenis rusa, babi, kerbau dan banteng. Harimau juga memangsa anak gajah dan
badak, serta jenis lainnya yang lebih kecil, termasuk monyet, burung, reptil
dan ikan. Harimau sewaktu-waktu membunuh dan memakan leopard dan jenis mereka
sendiri, serta karnivora lainnya, termasuk beruang yang beratnya mencapai 170 Kg.
Harimau biasanya menerkam mangsa yang besar
diawali dengan mengintai dari belakang, dan berakhir memburu mangsanya,
terkadang melompat/menerkam mangsanya. Ketika menangkap dan memburu mangsa,
harimau mempunyai target utama yaitu leher, juga tengkuk atau tenggorokan.
Bagian yang ditangkap tergantung beberapa faktor seperti ukuran tubuh mangsa,
ukuran tubuh harimau, apakah penerkaman dari depan, belakang atau samping, dan
gerakan perlawanan hewan mangsa.
Sifat
khas harimau adalah mencengkeram leher mangsanya setelah merubuhkannya, hingga
mangsanya mati. Harimau mencengkeram leher mangsanya ini untuk melindungi
harimau dari tanduk, dan kaki serta mencegah hewan mangsa dapat tegak kembali.
Harimau lebih suka menggigit bagian belakang leher, sedekat mungkin dengan
tengkorak, serta membunuh korban dengan cara mematahkan tulang belakang. Hewan
mangsa biasanya diseret kedaerah yang bernaung, harimau mempertunjukkan
kekuatan mereka saat menyeret mangsanya yang berat.
Harimau dapat makan 18-40 kg daging mangsanya
dalam sekali makan. Jika tidak hancur, ia kembali ketempat tersebut untuk makan
sisa-sisa kecil. Mangsa yang besar ditangkap satu kali seminggu. Walaupun
mempunyai keahlian berburu yang tinggi, harimau sering tidak berhasil. Berburu
mangsa biasanya dilakukan secara individu tapi pernah juga kelihatan harimau
berburu secara berkelompok. .
Harimau
pada dasarnya tidak memangsa manusia kecuali habitatnya terganggu, sudah tua,
sakit-sakitan atau terluka. Beberapa korban timbul karena konfrontasi
eksidental atau sebagai reaksi mempertahankan diri dan melihat tubuh manusia
sebagai makanan sehingga manusia menjadi target karena dianggap hewan mangsa
yang mudah ditangkap. Harimau yang memangsa manusia mungkin mengajarkan kepada
anaknya bahwa manusia adalah mangsa. Tetapi kematian atau luka yang disebabkan
oleh harimau atau harimau yang melindungi anaknya tidak selamanya menjadi
petunjuk bahwa harimau pemakan manusia.
Harimau
sumatera jantan beratnya berkisar 100-140 kg, panjang diukur dari kaki belakang
dan depan 2,20 – 2,55 m, panjang tengkorak 295 – 335 mm. Sedangkan betina
beratnya 75-100 kg, panjangnya 2,15-2,30 m, dan panjang tengkorak 265 – 294
mm.
Musim
kawin harimau sepanjang tahun, tetapi sebagian besar terjadi di akhir bulan
november sampai awal april. Harimau mengalami estrus selama rata-rata tujuh
hari, dengan siklus 15-20 hari. Satu kelompok harimau rata-rata berjumlah 2,98
ekor. Satu ekor betina biasanya diikuti oleh 2-3 ekor anaknya, sampai anak
tersebut berumur 18-24 bulan, baik jantan maupun betina. Kematian anak harimau
dapat disebabkan oleh kehilangan kelompok, kebakaran, banjir, atau pembunuh
anak
Harimau
betina memasuki masa reproduksi pertama pada umur 3,4 tahun, sedangkan harimau
jantan pada umur 4,8 tahun. Interval antar kelahiran 20-24 bulan tetapi dalam
kasus dimana anak hilang pada dua minggu pertama, interval antar kelahiran
adalah hanya 8 bulan. Sedangkan terakhir ber reproduksi pada umur 14 tahun.
Harimau dapat hidup sampai berumur 26 tahun.
PENYEBARAN HARIMAU
PENYEBARAN HARIMAU
Harimau dapat hidup di berbagai tipe habitat
mulai dari hutan tropis yang selalu hijau dan yang menggugurkan daun di bagian
selatan asia, sampai ke daerah konifer, semak oak, dan daerah berkayu di
Siberia. Harimau juga dapat hidup dengan baik di hutan mangrove sundarbans,
hutan berduri yang kering di bagian barat laut India, dan hutan rumput yang
tinggi di kaki pegunungan Himalaya. Harimau juga ditemukan di lembah Himalaya,
dan jejaknya pernah ditemukan pada musim dingin di atas salju pada ketinggian
3000m.
Distribusi
geografik harimau di Asia mulai dari Timur Turki, ke laut Okhotsk. Tetapi
daerah penyebaran ini semakin berkurang seiring dengan waktu. Saat ini harimau
hanya hidup dalam populasi yang terpencar-pencar mulai dari India sampai
Vietnam, dan di Sumatera China, dan Rusia sepanjang Timur.
Buaya
Muara
kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Sauropsida
Ordo : Crocodilia
Famili : Crocodylidae
Genus : Crocodylus
Spesies : Crocodylus porosus)
Buaya muara
atau buaya bekatak (Crocodylus
porosus) adalah sejenis buaya yang terutama hidup di sungai-sungai dan di laut dekat muara. Daerah
penyebarannya dapat ditemukan di seluruh perairan Indonesia.
Memiliki cirri-ciri :
·
Moncong spesies ini cukup lebar
·
tidak punya sisik lebar pada tengkuknya.
·
panjang tubuh termasuk ekor bisa mencapai 12 meter
·
sisik belakang kepalanya yang kecil atau tidak ada,
·
sisik dorsalnya bertunas pendek berjumlah 16 - 17 baris dari
depan dan ke belakang biasanya 6 - 8 baris.
·
Mereka memiliki warna yang bervariasi dari warna abu-abu
hingga hijau tua terutama pada buaya dewasa,
·
buaya muda berwarna lebih kehijauan dengan bercak hitam dan
belang pada ekornya.
Pejantan
dapat tumbuh hingga 7 meter (23 kaki), namun sebagian besar adalah kurang dari
5 meter. Betina biasanya memiliki panjang kurang dari 4 meter dan dapat mulai
bertelur dan membuat sarang sekitar 12 tahun. Maksimum jangka hidup tidak
diketahui namun diperkirakan bahwa mereka dapat hidup setidaknya 70 sampai 100
tahun. Buaya jenis ini menempati habitat muara sungai, kadang dijumpai di laut
lepas.
Makanan
utamanya adalah ikan walaupun dapat menyerang manusia dan babi hutan yang
mendekati sungai untuk minum. Persebaran buaya ini hampir di seluruh perairan
Indonesia.
Buaya muara berkembang biak pada musim hujan (bulan Nov-Mar) dan membangun sarang yang sebagian besar dari tumbuh-tumbuhan dan gundukan tanah. Sarang biasanya terletak di rerumputan atau pinggir hutan di sepanjang sungai atau rawa air tawar. Di dalam sarang, tersimpan sekitar 5o telur dan inkubasi berlangsung antara 65 - 110 hari- Buaya betina biasanya yang menjaga sarang dengan seksama dan karenanya buaya tersebut menyembunyikan dalam kubangan terdekat. Suhu inkubasi menentukan jenis kelamin dari telur buaya yang ditetaskan,pada suhu sangat tinggi atau suhu rendah akan memproduksi buaya betina, dan suhu dari 31 - 32 derajat celciusakan menghasilkan buaya jantan. Dari telur - telur yang disimpan hanya sekitar 25% saja yang akan menetas.
Buaya muara berkembang biak pada musim hujan (bulan Nov-Mar) dan membangun sarang yang sebagian besar dari tumbuh-tumbuhan dan gundukan tanah. Sarang biasanya terletak di rerumputan atau pinggir hutan di sepanjang sungai atau rawa air tawar. Di dalam sarang, tersimpan sekitar 5o telur dan inkubasi berlangsung antara 65 - 110 hari- Buaya betina biasanya yang menjaga sarang dengan seksama dan karenanya buaya tersebut menyembunyikan dalam kubangan terdekat. Suhu inkubasi menentukan jenis kelamin dari telur buaya yang ditetaskan,pada suhu sangat tinggi atau suhu rendah akan memproduksi buaya betina, dan suhu dari 31 - 32 derajat celciusakan menghasilkan buaya jantan. Dari telur - telur yang disimpan hanya sekitar 25% saja yang akan menetas.
Kambing Gunung
Klasifikasi Kambing :
Kingdom : Animalia
Filum :
Chordota
Kelas :
Mamalia
Ordo
: Artiodactyla
Famili :
Bovidae
Sub Famili : Caprinae
Genus :
Capra
Spesies :
Capra sp
Mereka dapat dijumpai pada wilayah yang memiliki
tebing-tebing terjal, mulai dari Alaska ke Amerika Serikat (Rocky Mountains),
dan menyebar juga ke sebagian Asia tengah, termasuk India, binatang ini mampu
menampilkan kemampuan memanjat yang melebihi hewan lain, dan juga melebihi
manusia. Kambing gunung memiliki kuku terbelah dengan dua jari kaki yang dapat
melebar untuk meningkatkan keseimbangan. Bantalan kasar di bagian bawah telapak
kakinya, memberikan cengkeraman seperti sepatu mendaki alami. Kambing gunung
kuat tetapi gesit dan dapat melompat hingga hampir 12 kaki (3,5 meter).
Kambing gunung memiliki jenggot khas dan panjang,
bulu tebal, bagaikan mantel hangat untuk melindungi mereka dari suhu dingin dan
menggigit angin pegunungan. Bulu tebal ini juga seperti jas putih yang
mencitptakan kamuflase yang baik pada wilayah ketinggian yang bersalju.
Kambing betina menghabiskan sebagian besar kehidupan
mereka dengan anak-anak mereka. Kambing jantan biasanya hidup menyendiri atau
berkumpul hanya dengan satu atau dua kambing jantan lain. Pada musim semi,
kambing betina melahirkan satu atau dua anak. Setelah dewasa
tinggi mereka dapat mencapai 1 meter, atau setinggi pundak manusia dewasa.
Kambing gunung di pegunungan
Amerika Utara ini terkenal paling jago memanjat dinding-dinding gunung yang
paling berbahaya. Kambing gunung itu dapat ditemui di habitatnya yang berada
pada ketinggian hingga 13 ribu kaki (3962 meter dpl) di daerah pegunungan di Amerika
Utara. Kambing-kambing tersebut memanjat tebing sepanjang hari untuk mencari
makan. Tampaknya mereka jago mendaki lantaran pada kakinya terdapat kuku belah,
masing-masing memiliki dua ruas kuku yang memberikan keseimbangan yang hebat.
Itu sebabnya, kambing gunung ini dapat menantang setiap pendaki berpengalaman
dan mungkin mampu lebih baik.
Kemampuan hewan memamah
biak itu mencapai ketinggian yang cukup, memberikan keuntungan tersendiri,
yaitu terlindung dari kebanyakan predator. Di samping itu, bulu wol putih yang
tebal bisa menyamarkannya ketika musim salju Jika kebetulan mengalami
kesulitan, kambing gunung dapat melompat 12 kaki (3,6 m) dalam sekali lompatan,
dan mencapai posisi yang aman. Coba lihat gambar di bawah ini agar Anda
memahami kemampuan mereka memanjat.
Kingdom :
Animalia
Filum :
Chordota
Kelas :
Aves
Famili :
Struthionidae
Genus :
Struthio
Spesies :
Struthio camelus
Burung Unta (Ostrich) bukan sembarang
burung. Tinggi badannya dapat mencapai 2,5 meter dengan berat 180 kg. Selain
besar, Burung Unta juga memiliki daya tahan yang luar biasa. Burung ini bisa
bertahan hidup pada suhu di atas 40 derajat Celcius hingga suhu 0 derajat
Celcius. Umurnya juga terbilang panjang, bisa mencapai usia sekitar 50 tahun.
Walau begitu, sekalipun Burung Unta sedemikian besar, pengeluaran untuk biaya
makan Burung Unta hanya mencapai kira-kira US$ 75 setahun. Kesulitan umum
satu-satunya dalam memelihara Burung Unta adalah masalah kandang. Diperlukan
lahan yang cukup luas, dan berpagar. Masalahnya, sekali seekor Burung Unta lari
keluar dari pagar, kamu perlu sebuah mobil untuk mengejar dan menangkapnya,
karena Burung Unta dapat berlari hingga kecepatan 50 km/jam!
Burung
unta, Struthio camelus, adalah besar burung terbang asli Afrika .. Ini adalah
satu-satunya spesies yang hidup nya keluarga , dan perusahaan Struthionidae genus , Struthio Burung unta berbagi perintah Struthioniformes dengan kiwi , emu , dan lainnya ratites Hal ini khas dalam penampilan, dengan leher panjang
dan kaki dan kemampuan untuk dijalankan pada kecepatan maksimum sekitar 70 km /
h (45 mph), tanah atas kecepatan burung apapun. [3]
burung unta adalah spesies terbesar hidup dari burung dan meletakkan telur terbesar dari setiap burung yang
hidup (punah burung gajah dari Madagaskar dan moa raksasa Selandia Baru bertelur lebih besar).
Diet dari burung unta
terutama terdiri dari materi tanaman, meskipun juga makan serangga.. Itu hidup dalam kelompok-kelompok nomaden yang
mengandung antara lima dan lima puluh burung..
Ketika terancam, burung unta baik akan menyembunyikan diri dengan berbaring
rata di tanah, atau akan melarikan diri..
Jika terpojok, dapat menyerang dengan tendangan dari kaki kuat.. Perkawinan pola berbeda menurut wilayah
geografis, tapi teritorial pria berjuang untuk harem dari 2-7 betina.
Burung unta adalah bertani di seluruh dunia, terutama untuk bulu-bulunya, yang
juga dekoratif dan digunakan sebagai lap debu bulu . Kulitnya digunakan untuk kulit daging produk dan dipasarkan secara komersial.
Deskripsi
Burung unta biasanya berat 63-130 kilogram (140-290 pon), [4] [5] dengan burung unta jantan yang luar biasa yang beratnya mencapai 155 kilogram (340 lb).. Bulu-bulu laki-laki dewasa sebagian besar hitam, dengan putih primary dan ekor putih. . Namun, satu ekor subspesies adalah penggemar .. Perempuan dan laki-laki muda coklat keabu-abuan dan putih. . Kepala dan leher, baik laki-laki dan perempuan hampir telanjang burung unta, dengan lapisan tipis turun . Kulit leher dan paha perempuan adalah pink abu-abu, [6] sedangkan laki-laki berwarna biru-abu-abu, abu-abu atau pink tergantung pada subspesies.
Cakar
pada sayap
Leher
panjang dan kaki terus kepala 1,8-2,75 meter (6-9 kaki) di atas tanah, dan mata
mereka dikatakan terbesar tanah vertebrata - 50 milimeter (2,0 in) dengan
diameter; [7]
mereka bisa Oleh karena itu melihat predator dari jarak jauh. Mata adalah
naungan dari cahaya matahari jatuh dari atas. [8]
[9]
Kulit mereka berwarna bervariasi tergantung pada sub-spesies.. Laki-laki Tarsus memiliki tanduk pelat merah, sedangkan
betina berwarna hitam. [5]
The kaki kuat dari burung unta, seperti burung lain,
Burung itu baru saja dua jari pada setiap kaki (burung paling
memiliki empat), dengan kuku pada yang lebih besar, kaki batin yang menyerupai kuku .. Ujung luar tidak
memiliki paku. [10]
The berkurangnya jumlah jari kaki adalah adaptasi yang muncul untuk membantu
dalam menjalankan. Sayap mencapai rentang sekitar 2 meter (6 kaki 7) [11]
dan digunakan dalam menampilkan perkawinan dan anak ayam naungan Bulu-bulu
kecil tidak memiliki kaitan kunci bersama bulu-bulu halus eksternal burung
terbang, dan begitu juga lembut dan halus dan berfungsi sebagai isolasi..
Mereka memiliki 50-60 bulu
ekor, dan sayap mereka memiliki 16 utama, empat alular dan 20-23 bulu sekunder. [5]
burung unta itu tulang dada yang datar, kurang dari lunas yang melampirkan otot sayap burung terbang. [12]
The paruh datar dan luas, dengan ujung bulat. [4]
Seperti semua ratites , burung unta tidak memiliki tanaman, [13]
dan juga tidak memiliki kandung empedu . [14]
Mereka memiliki tiga perut, dan usus buntu adalah 28 inci (71 cm ) lama.. Tidak seperti
semua burung hidup lainnya, burung unta mengeluarkan urin dari kotoran dan
terpisah juga memiliki kandung kemih. [ rujukan? ] Mereka juga
memiliki unik tulang kemaluan yang fusi terus usus mereka.. Tidak seperti kebanyakan burung jantan memiliki
organ sanggama, yang ditarik dan 8 inci (20 cm) lama. Mereka langit-langit berbeda dari ratites lain, bahwa sphenoid dan palatal tulang yang tidak berhubungan. [5]
Pada saat jatuh tempo seksual (2-4 tahun), burung unta jantan dapat
1,8-2,8 meter (5 ft 11 di sampai 9 ft 2 in) tinggi, [5]
sedangkan burung unta betina berkisar 1,7-2 meter (5 kaki 7 untuk 6 ft 7 in).
Selama tahun pertama kehidupan, anak ayam tumbuh sekitar 25 cm (10 in) per
bulan. Pada usia satu tahun, burung unta berat sekitar 45 kilogram (100 jangka
hidup mereka sampai 40-45 tahun. Sebuah burung unta betina telur dapat
menentukan sendiri antara lain di sarang komunal.
Taksonomi
Burung unta awalnya digambarkan oleh Linnaeus di abad ke-18 karyanya, Systema Naturae bawah sekarang nama binomial . [15]
Its nama ilmiah berasal dari bahasa Latin , struthio berarti "burung unta"
dan camelus berarti "unta", mengacu pada habitat kering . [16]
Burung unta milik Struthioniformes urutan dari ratites . Anggota lainnya termasuk rheas , emu , kasuari dan burung terbesar yang pernah, sekarang-punah Gajah Burung (Aepyornis. Namun demikian, klasifikasi dari ratites sebagai
perintah tunggal selalu mempertanyakan, dengan klasifikasi alternatif membatasi
Struthioniformes garis keturunan burung unta dan mengangkat kelompok lain.. Saat ini, bukti molekul [samar rujukan? ] sementara paleobiogeographical dan paleontologis pertimbangan yang sedikit berpihak pada
pengaturan multi-order.
Bongo (kijang)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan :
Animalia
Filum :
Chordata
Subphylum : Vertebrata
Kelas :
Mamalia
Order :
Artiodactyla
Keluarga :
Bovidae
Subfamily : Bovinae
Genus :
Tragelaphus
Spesies :
Tragelaphus eurycerus
The bongo barat atau dataran rendah,
eurycerus Tragelaphus eurycerus, adalah, sebagian besar hutan malam herbivora
hewan berkuku dan di antara yang terbesar dari spesies antelop hutan Afrika.
Bongos ditandai oleh mantel coklat
kemerahan mencolok, tanda berwarna hitam dan putih, garis-garis putih-kuning
dan tanduk agak panjang berputar. Memang, bongos adalah satu-satunya
Tragelaphid di mana kedua jenis kelamin memiliki tanduk. Bongos memiliki
interaksi sosial yang kompleks dan ditemukan di Afrika mosaik hutan lebat.
The bongo dataran
rendah menghadapi penurunan populasi yang sedang berlangsung dan Antelope
Specialist Group IUCN menganggap bongo barat atau dataran rendah, T. eurycerus
eurycerus, akan Hampir terancam pada skala status konservasi.
The bongo timur atau gunung, T.
eurycerus isaaci, Kenya memiliki lapisan bahkan lebih hidup daripada T.
eurycerus eurycerus. Bongo gunung itu hanya
ditemukan di alam liar di satu wilayah terpencil di Kenya tengah. Bongo
gunung itu diklasifikasikan oleh IUCN Spesialis Antelope Group sebagai sangat
terancam punah dengan spesimen lebih di penangkaran daripada di alam liar.
Pada tahun 2000,
Asosiasi Kebun Binatang dan akuarium (aza) bongo upgrade ke Species Survival
Plan (SSP) Peserta dan pada tahun 2006 bernama Pemulihan Bongo untuk Gunung
Kenya Proyek untuk daftar dari Top Ten Konservasi Satwa Liar Kisah Sukses
tahun.
Taksonomi bongo itu milik Tragelaphus genus, yang meliputi sitatunga (Tragelaphus spekeii), yang Nyala Tragelaphus (angasii), yang Rusa jantan (scriptus Tragelaphus), yang Nyala gunung (Tragelaphus buxtoni), kudu Kecil (Tragelaphus imberbis) dan kudu lebih besar (Tragelaphus strepsiceros).
Taksonomi bongo itu milik Tragelaphus genus, yang meliputi sitatunga (Tragelaphus spekeii), yang Nyala Tragelaphus (angasii), yang Rusa jantan (scriptus Tragelaphus), yang Nyala gunung (Tragelaphus buxtoni), kudu Kecil (Tragelaphus imberbis) dan kudu lebih besar (Tragelaphus strepsiceros).
Bongos diklasifikasikan atas dua
subspesies: eurycerus eurycerus Tragelaphus, dataran rendah atau "bongo
barat", dan isaaci Tragelaphus jauh jarang eurycerus, gunung atau
"bongo timur" Pembatasan ke Afrika Tengah utara-timur. The bongo
timur lebih besar dan lebih berat daripada bongo barat. Dua subspesies lainnya
dijelaskan dari Barat dan Afrika Tengah, tetapi klarifikasi taksonomi
diperlukan. Mereka telah diamati untuk hidup
sampai dengan 19 tahun. [3]
Nama ilmiah eurycerus Tragelaphus
diperoleh dari kata Yunani: "Tragelaphus" berasal dari kata Yunani
"trago" (ia-kambing), dan "elaphos" (rusa), dalam kombinasi
mengacu pada "antelop". Kata "eurycerus" berasal dari fusi
dari "eurus" (luas, meluas) dan "keras" (tanduk hewan). "Bongo" berasal dari nama asli Afrika Barat.
Bongos adalah salah satu yang
terbesar dari antelop hutan. Selain warna kastanye mendalam mantel mereka,
mereka memiliki garis-garis putih terang pada sisi mereka untuk membantu
kamuflase mereka dari musuh-musuh mereka.
Kehamilan adalah sekitar 285 hari
(9,5 bulan) dengan satu muda per kelahiran dengan sapih pada usia 6 bulan.
Kematangan seksual dicapai pada bulan 24-27.
Orang dewasa dari kedua jenis kelamin yang sama dalam ukuran. Dewasa ketinggian sekitar 1,1-1,3 meter (3 kaki 8 di-4 ft 3 in) dan panjangnya 1,7-2,5 meter (5 ft 8 in-8 ft 3 in). Wanita beratnya sekitar 210-235 kg (460-520 lb), sedangkan laki-laki beratnya sekitar 240-405 kg (530-895 lb). Its menempatkan ukuran besar sebagai ketiga terbesar di suku Bovidae dari Strepsicerotini; belakang baik umum dan Greater Eland dengan dua ratus kilogram, dan di atas kudu lebih besar dengan dua ratus kilogram.
Orang dewasa dari kedua jenis kelamin yang sama dalam ukuran. Dewasa ketinggian sekitar 1,1-1,3 meter (3 kaki 8 di-4 ft 3 in) dan panjangnya 1,7-2,5 meter (5 ft 8 in-8 ft 3 in). Wanita beratnya sekitar 210-235 kg (460-520 lb), sedangkan laki-laki beratnya sekitar 240-405 kg (530-895 lb). Its menempatkan ukuran besar sebagai ketiga terbesar di suku Bovidae dari Strepsicerotini; belakang baik umum dan Greater Eland dengan dua ratus kilogram, dan di atas kudu lebih besar dengan dua ratus kilogram.
Kedua jenis kelamin memiliki berat
spiral-tanduk orang-orang laki-laki lebih panjang dan lebih besar. Semua bongos
di penangkaran berasal dari Pegunungan Aberdare terisolasi Kenya pusat.
Habitat
Habitat
Bongos ditemukan
di hutan-hutan tropis yang lebat dengan semak-semak lebat hingga ketinggian
4.000 meter (12.800 kaki) di Afrika Tengah, dengan populasi yang terisolir di
Kenya, dan negara-negara Afrika barat berikut: -
Sebuah minuman bongo dari rawa.
Angola, Benin
[punah regional],? Burkina Faso, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Kongo, The
Republik Demokratik Kongo, Pantai Gading, Equatorial Guinea, Ethiopia, Gabon,
Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Kenya (satu-satunya tempat bongo timur ditemukan di alam
liar), Liberia, Mali, Niger, Sierra Leone Sudan, Togo [regional punah] dan
Uganda
Secara historis, bongos terjadi di tiga bagian terpisah dari Afrika: Timur, Tengah dan Barat. Hari ini semua tiga rentang populasi 'telah menyusut dalam ukuran karena hilangnya habitat untuk pertanian dan pemotongan kayu yang tidak terkendali serta berburu untuk daging.
Secara historis, bongos terjadi di tiga bagian terpisah dari Afrika: Timur, Tengah dan Barat. Hari ini semua tiga rentang populasi 'telah menyusut dalam ukuran karena hilangnya habitat untuk pertanian dan pemotongan kayu yang tidak terkendali serta berburu untuk daging.
Bongos mendukung terganggu mosaik
hutan yang menyediakan segar, hijau vegetasi tingkat rendah. habitat tersebut
dapat dipromosikan dengan menyusuri berat oleh gajah, kebakaran, banjir,
penebangan pohon (alam atau dengan login) dan fallowing. Massa bambu mati-off
memberikan habitat yang ideal di Afrika Timur.
Olahraga bongo
sebuah cokelat kemerahan atau cokelat terang mantel, dengan leher, dada dan
kaki umumnya lebih gelap daripada bagian tubuh lainnya. Lapis bongos laki-laki menjadi lebih
gelap dan buffy dengan bertambahnya usia mereka sampai mereka mencapai warna
mahoni-coklat tua. Lapis bongos perempuan biasanya lebih berwarna cerah
daripada laki-laki.
Pigmentasi dalam
mantel itu menular ke cukup mudah - ada laporan-laporan anekdotal bahwa hujan
lari bongo mungkin akan berwarna merah dengan pigmen. Lapisan halus ditandai dengan
garis-garis putih 10-15 kuning vertikal, menyebar di sepanjang punggung dari
pangkal leher ke pantat. Jumlah garis pada setiap sisi jarang sama. Hal ini
juga memiliki punggung, pendek coklat kasar dan vertikal rambut sepanjang
tulang belakang dari bahu ke pantat; garis-garis putih berjalan ke punggungan
ini.
Sebuah chevron putih muncul antara
mata dan dua titik putih besar rahmat pipi masing-masing. Ada lain chevron
putih dimana leher memenuhi dada. Telinga besar untuk mempertajam pendengaran,
dan pewarnaan yang khas dapat membantu bongos mengidentifikasi satu sama lain
dalam habitat hutan gelap mereka. Bongos tidak memiliki kelenjar sekresi khusus
dan kurang bergantung pada aroma untuk menemukan satu sama lain daripada
antelop serupa lainnya. Bibir dari sebuah bongo berwarna putih, diatapi dengan
moncong hitam.
Tanduk barat
Bongos memiliki dua tanduk berat
dan sedikit berputar bahwa lereng di atas punggung mereka dan seperti di banyak
spesies antelop lainnya, baik bongos pria dan wanita memiliki tanduk. Bongos
adalah Tragelaphids-satunya di mana kedua jenis kelamin memiliki tanduk. Tanduk bongos adalah dalam bentuk kecapi dan memiliki
kemiripan kepada mereka dari spesies antelop terkait nyalas, sitatungas,
bushbucks, Kudus dan elands.
Tidak seperti rusa, yang memiliki
tanduk bercabang bahwa mereka menumpahkan setiap tahun, bongos dan antelop
lainnya telah menunjuk tanduk bahwa mereka tetap sepanjang umur mereka. Jantan memiliki tanduk backswept besar sementara
perempuan memiliki lebih kecil, klakson paralel tipis dan banyak lagi. Ukuran
tanduk berkisar antara 75 dan 99 sentimeter (30-39 "). The tanduk twist
sekali.
Seperti semua tanduk lain antelop,
inti dari sebuah tanduk bongo adalah cekung dan lapisan luar dari tanduk itu
terbuat dari keratin, bahan yang sama yang membentuk kuku manusia, kuku dan
rambut. bongo ini berjalan dengan anggun dan dengan kecepatan penuh melalui
bahkan kusut tebal dari lianas, petelur tanduk berat berputar pada punggungnya
sehingga sikat tidak dapat menghalangi penerbangan. Bongos diburu untuk klakson
oleh manusia. [
Sosial dan perilaku organisasi Bongo timur ini perempuan menyajikan bagian belakangnya sementara mencari di bahu untuk memeriksa ancaman di Mt. Kenya Wildlife Nature Conservancy.
Sosial dan perilaku organisasi Bongo timur ini perempuan menyajikan bagian belakangnya sementara mencari di bahu untuk memeriksa ancaman di Mt. Kenya Wildlife Nature Conservancy.
Seperti hutan lainnya ungulates,
bongos jarang terlihat dalam kelompok besar. Laki-laki, disebut sapi jantan,
cenderung untuk menyendiri sedangkan kelompok dari perempuan dengan anak muda
tinggal dalam kelompok yang terdiri 6-8. Bongos telah jarang terlihat dalam
kawanan lebih dari 20. Habitat yang disukai
spesies ini sangat padat dan sulit untuk beroperasi di Eropa atau Amerika
diamati beberapa spesies ini hingga tahun 1960-an. binatang yang hidup
saat ini hanya berasal dari Kenya impor yang dilakukan selama periode
1969-1978.
Sebagai laki-laki
muda dewasa dan meninggalkan ibu mereka, mereka kelompok yang paling sering
tetap soliter, meskipun jarang mereka bergabung-up dengan laki-laki yang lebih
tua. laki-laki dewasa dengan
ukuran yang sama / usia cenderung menghindari satu sama lain. Kadang-kadang
mereka bertemu dan bertengkar dengan tanduk mereka secara ritualised dan
perkelahian jarang serius akan terjadi. Namun,
perkelahian seperti biasanya dianjurkan oleh tampilan visual, di mana jantan
tonjolan leher mereka, memutar mata mereka dan memegang tanduk mereka dalam
posisi vertikal sambil perlahan-lahan mondar-mandir di depan laki lain. Mereka
mencari perempuan hanya selama waktu kawin [6] Ketika mereka dengan kawanan
betina., Laki-laki tidak memaksa mereka atau mencoba untuk membatasi gerakan
mereka seperti yang dilakukan beberapa antelop lainnya.
Meskipun sebagian
besar malam hari, mereka kadang-kadang aktif di siang hari. Namun, seperti rusa, sangat mungkin
bahwa bongos mungkin menunjukkan perilaku kusam. [Rujukan?] Bongos keduanya
pemalu dan mudah takut; setelah menakut-nakuti bongo bergerak menjauh dengan
kecepatan yang cukup, bahkan melalui semak lebat. Mereka
mencari penutup, di mana mereka berdiri diam dan waspada, menghadap jauh dari
gangguan dan memutar kepala mereka dari waktu ke waktu untuk memeriksa situasi
[7] kaki belakang yang bongo's kurang menonjol daripada forequarters., Dan dari
posisi ini hewan dapat cepat melarikan diri.
Ketika dalam marabahaya bongo yang
memancarkan sebuah mengembik. Ini menggunakan sejumlah terbatas vokalisasi,
sebagian besar menggeram dan mendengus sementara perempuan memiliki melenguh
kontak lemah-panggilan untuk anak-anak mereka. Wanita lebih suka menggunakan
alasan melahirkan tradisional terbatas pada wilayah tertentu, sementara betis
bayi terletak pada bersembunyi selama seminggu atau lebih, menerima kunjungan
singkat oleh ibu menyusui. [8]
Anak-anak sapi tumbuh dengan cepat
dan segera dapat menemani ibu mereka di pembibitan ternak. tanduk mereka tumbuh pesat dan mulai menunjukkan dalam
3,5 bulan. Mereka disapih setelah enam bulan dan mencapai kematangan
seksual pada sekitar 20 bulan.
Diet
Seperti banyak
hutan ungulates bongos adalah browser herbivora dan makan pohon / daun semak,
semak-semak, anggur, kulit dan empulur pohon membusuk, rumput /
tumbuh-tumbuhan, akar, sereal, semak dan buah-buahan.
Bongos membutuhkan garam dalam diet
mereka, dan dikenal secara teratur mengunjungi menjilat garam alami. Pemeriksaan tinja bongo mengungkapkan bahwa arang dari
pohon-pohon terbakar oleh petir dikonsumsi. Mereka telah dikenal untuk
makan membakar kayu setelah badai petir. Perilaku ini diyakini merupakan alat
untuk mendapatkan garam dan mineral dalam diet mereka (Lihat Animal Diversity
link 2). Perilaku ini juga telah dilaporkan di Okapi tersebut. Kesamaan lain untuk Okapi, meskipun bongo yang tidak
berhubungan, adalah bahwa bongo memiliki lidah yg dpt memegang panjang yang ia
gunakan untuk menangkap rumput dan daun.
Cocok untuk bongos habitat harus
memiliki air tetap tersedia. [9] Sebuah hewan besar, bongo membutuhkan jumlah
makanan yang cukup, dan terbatas pada daerah dengan pertumbuhan sepanjang tahun
berlimpah tumbuhan dan semak-semak rendah. pembatasan
tersebut telah dikatakan bertanggungjawab terhadap distribusi terbatas binatang
itu. [rujukan?]
Populasi dan konservasi
Populasi dan konservasi
Bongos rentan terhadap penyakit
seperti rinderpest, yang hampir memusnahkan spesies tahun 1890-an. The
eurycerus tragelaphus menderita gondok. Selama perjalanan penyakit ini,
kelenjar thyroid sangat memperbesar (hingga 10 x 20 cm) dan mungkin menjadi
polikistik. Patogenesis gondok di bongo dapat
mencerminkan kecenderungan genetik campuran digabungkan dengan faktor
lingkungan, termasuk masa pajanan terhadap goitrogen sebuah [10] Macan tutul.,
Melihat hyena, singa, dan manusia memangsa mereka untuk bulu mereka, tanduk dan
daging; ular kadang-kadang makan sapi bongo [11] Bongo populasi telah
sangat berkurang dengan berburu, perburuan dan penangkapan hewan,. walaupun
beberapa pengungsi bongo ada.
Meskipun bongos cukup mudah bagi
manusia untuk menangkap melalui jerat, ada hal yang menarik bahwa banyak orang
asli ke habitat bongos percaya bahwa jika mereka makan atau menyentuh bongo
mereka akan kejang mirip dengan serangan epilepsi. Karena kepercayaan ini,
bongos kurang dirugikan dalam rentang asli mereka dari yang diharapkan. Namun, tabu dikatakan tidak lagi ada dan yang mungkin
account untuk berburu manusia meningkat dalam beberapa kali.
Konservasi
Dalam beberapa dekade terakhir
telah terjadi penurunan cepat dalam jumlah bongo gunung akibat perburuan liar
dan tekanan manusia di habitat mereka, dengan kepunahan lokal melaporkan dalam
Cherangani dan bukit Chepalungu, Kenya.
The Bongo Surveillance Program,
bekerja bersama Kenya Wildlife Service, telah merekam foto di kawasan batu
jilatan bongos terpencil di Hutan Aberdare menggunakan perangkap kamera, dan,
dengan menganalisis DNA diekstraksi dari kotoran, telah mengkonfirmasi
keberadaan bongo di Gunung Kenya, Eburru dan Mau hutan. Perkiraan program
sesedikit 140 hewan tersisa di alam - yang tersebar di seluruh empat populasi
yang terisolir. Sementara program penangkaran dapat dilihat sebagai telah
berhasil dalam menjamin kelangsungan hidup spesies ini di Eropa dan Amerika
Utara, situasi di alam liar telah kurang menjanjikan. Bukti yang ada dari bongo
bertahan di Kenya. Namun, populasi ini diyakini kecil, terpecah-pecah dan
rentan untuk punah.
Hewan populasi
dengan keragaman genetik miskin secara inheren kurang mampu beradaptasi dengan
perubahan lingkungan mereka (seperti perubahan iklim, wabah penyakit, perubahan
habitat, dll). Isolasi
dari empat populasi yang tersisa bongo kecil, yang diri mereka akan muncul
menjadi menurun, berarti bahwa sejumlah besar bahan genetik yang hilang setiap
generasi. Sementara penduduk tetap kecil, dampak
transfer akan lebih besar, itu untuk alasan bahwa pembentukan rencana manajemen
"metapopulation" terjadi bersamaan dengan inisiatif konservasi untuk
meningkatkan pertumbuhan populasi in-situ dan mengapa inisiatif ini adalah baik
mendesak dan mendasar bagi kelangsungan hidup masa depan bongo gunung di
alam liar.
The bongo / barat
dataran rendah menghadapi penurunan jumlah penduduk berkelanjutan sebagai
perusakan habitat dan perburuan daging meningkatkan tekanan dengan ekspansi
tanpa henti dari pemukiman manusia. Its
kelangsungan hidup jangka panjang ini hanya akan terjamin di daerah-daerah yang
menerima perlindungan aktif dan manajemen. Saat ini, bidang-bidang seperti
terdiri dari sekitar 30.000 km ², dan beberapa di negara-negara di mana
stabilitas politik yang rapuh. Oleh karena itu, ada kemungkinan realistis yang
statusnya bisa menolak untuk terancam dalam waktu dekat.
Sebagai kijang hutan terbesar dan
paling spektakuler, dan bongo / barat dataran rendah adalah suatu jenis kapal
baik penting bagi kawasan lindung seperti taman nasional, dan spesies piala
besar yang telah diambil dalam jumlah yang meningkat di Afrika Tengah oleh
pemburu olahraga selama tahun 1990-an. [12] Kedua faktor ini insentif yang kuat
untuk memberikan perlindungan yang efektif dan manajemen barat / bongo populasi
dataran rendah.
Sebuah gunung merumput muda bongo.
Sebuah gunung merumput muda bongo.
Salah satu alasan
yang sering dikutip untuk popularitas bongo sebagai target berburu berharga
adalah perjalanan berburu yang sangat dipublikasikan diambil oleh Maurice
Stans, seorang pejabat di kabinet Richard Nixon, untuk Uganda. Selama perjalanan, Stans membunuh dua
bongos, dan setelah ini, keinginan mereka di antara pemburu kaya meningkat
secara substansial. Berburu Trophy memiliki potensi untuk memberikan pembenaran
ekonomi bagi kelestarian kawasan habitat bongo lebih besar dari taman nasional,
khususnya di wilayah Afrika Tengah di mana
kemungkinan untuk sukses secara komersial pariwisata sangat terbatas (Wilkie
dan Carpenter 1999).
hidup ini / timur gunung bongo di
alam bebas tergantung pada perlindungan yang lebih efektif dari sisa populasi
yang masih hidup di Kenya. Jika hal ini tidak terjadi, pada akhirnya akan
menjadi punah di alam liar. Keberadaan populasi
penangkaran sehat subspesies ini menawarkan potensi untuk reintroduksi nya
Jumlah bongos gunung sebelah timur
diselenggarakan di penangkaran di Amerika Utara saja mungkin sudah sama dengan
atau melebihi jumlah yang tersisa di alam liar [siapa?].
mendukung konservasi kebun binatang bongo di Kenya
mendukung konservasi kebun binatang bongo di Kenya
Empat betis bongo
difoto di sini dengan "nanny." Semua
akan dilepaskan ke alam liar di dekat Gunung Kenya. Pada tahun 2004 Taman Safari Woburn 'Dr Jake Veasey; Kepala Departemen
Manajemen dan Konservasi Hewan di Taman Safari Woburn dan anggota Asosiasi
Eropa Kebun binatang dan akuarium Penduduk Management Advisory Group, dengan
bantuan Bank Lindsay mengambil alih tanggung jawab untuk pengelolaan dan
koordinasi dari spesies yang terancam punah Eropa Program (EEP) untuk bongo
timur. Ini termasuk sekitar 250 binatang di seluruh Eropa dan Timur Tengah.
Seiring dengan Giraffe Rothschild,
yang bongo timur ini bisa dibilang salah satu mamalia besar yang paling
terancam di Afrika dengan perkiraan baru-baru ini berjumlah kurang dari 140
hewan; bawah populasi yang layak minimum berkelanjutan. Situasi ini diperparah
oleh kenyataan bahwa 140 atau sehingga hewan tersebar di empat populasi yang
terisolir. Sementara EEP Bongo dapat dilihat sebagai telah berhasil dalam
memastikan kelangsungan hidup spesies ini di Eropa, EEP belum menjadi aktif
terlibat dalam konservasi dari spesies ini di alam liar dengan cara yang
terkoordinasi. Rencana EEP untuk terlibat dalam kegiatan konservasi di Kenya
untuk membantu membalikkan penurunan populasi bongo timur dan keanekaragaman
genetik di Afrika, dan khususnya, menerapkan keahlian manajemen populasi untuk
membantu menjamin keberlangsungan keanekaragaman genetik dalam populasi liar
mulai bebas.
Bayi bongo timur di Louisville Zoo di Kentucky.
Bayi bongo timur di Louisville Zoo di Kentucky.
Untuk menggambarkan pentingnya
hilangnya keanekaragaman genetik; berasumsi metapopulation ukuran rata-rata
adalah 35 hewan didasarkan pada 140 hewan tersebar di empat populasi (140 / 4 =
35). Dengan asumsi populasi stabil, analisis menunjukkan bahwa populasi akan
perdarahan 8% keanekaragaman genetik mereka setiap dekade. Dengan mengelola keempat populasi sebagai salah satu -
melalui transfer strategis, gen-kerugian dikurangi dari 8% per dekade ke 2% per
dekade, tanpa peningkatan dalam jumlah bongo di Kenya. Dengan mengelola
penduduk Eropa dan Afrika sebagai satu - oleh ekspor strategis dari Eropa
dikombinasikan dengan transfer in-situ, gen-rugi dikurangi menjadi 0,72% setiap
100 tahun dengan kedua populasi sisa stabil. Jika
populasi di Kenya diizinkan untuk tumbuh melalui penerapan konservasi yang
efektif, termasuk transfer strategis, gen-rugi secara efektif dapat dihentikan
dalam spesies ini dan masa depan dijamin di alam liar.
Maleo
Senkawor
Filum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Famili
: Megapodiidae
Genus : Macrocephalon
Spesies : Macrocephalon maleo
Maleo Senkawor atau Maleo, yang dalam nama
ilmiahnya Macrocephalon maleo adalah sejenis burung gosong berukuran sedang, dengan panjang
sekitar 55cm, dan merupakan satu-satunya burung di dalam genus tunggal Macrocephalon. Yang unik dari
maleo adalah, saat baru menetas anak burung maleo sudah bisa terbang.Ukuran
telur burung maleo beratnya 240 gram hingga 270 gram per butirnya, ukuran
rata-rata 11 cm, dan perbandingannya sekitar 5 hingga 8 kali lipat dari ukuran telur ayam. Namun saat ini mulai terancam punah karena habitat yang semakin sempit dan
telur-telurnya yang diambil oleh manusia. Diperkirakan jumlahnya kurang dari
10.000 ekor saat ini.
Ciri-Ciri
Burung ini memiliki bulu berwarna
hitam, kulit sekitar mata berwarna kuning, iris mata merah kecoklatan, kaki
abu-abu, paruh jingga dan bulu sisi bawah berwarna merah-muda keputihan. Di
atas kepalanya terdapat tanduk atau jambul keras berwarna hitam. Jantan dan
betina serupa Biasanya betina berukuran lebih kecil dan berwarna lebih kelam
dibanding burung jantan.
Populasi
Tidak semua tempat di Sulawesi bisa
ditemukan maleo. Sejauh ini, ladang peneluran hanya ditemukan di daerah yang
memliki sejarah geologi yang berhubungan dengan lempeng pasifik atau Australasia.[1] Populasi hewan endemik Indonesia ini hanya ditemukan di hutan tropis dataran rendah pulau Sulawesi khususnya daerah Sulawesi Tengah, yakni di daearah Kabupaten
Donggala
(Desa Pakuli dan sekitarnya) dan Kabupaten Luwuk Banggai. Populasi maleo di Sulawesi mengalami penurunan sebesar 90%
semenjak tahun 1950-an. Berdasarkan pantauan di Tanjung Matop,Tolitoli,Sulawesi Tengah, jumlah populasi dari maleo terus
berkurang dari tahun ke tahun karena dikonsumsi dan juga telur-telur yang terus
diburu oleh warga
Habitat
Maleo bersarang di daerah pasir yang
terbuka, daerah sekitar pantai gunung berapi dan daerah-daerah yang hangat dari
panas bumi untuk menetaskan telurnya yang berukuran besar, mencapai lima kali
lebih besar dari telur ayam.[10] [5] Setelah menetas, anak Maleo
menggali jalan keluar dari dalam tanah dan bersembunyi ke dalam hutan. Berbeda
dengan anak unggas pada umumnya yang pada sayapnya masih berupa bulu-bulu
halus, kemampuan sayap pada anak maleo sudah seperti unggas dewasa, sehingga ia
bisa terbang, hal ini dikarenakan nutrisi yang terkandung didalam telur maleo
lima kali lipat dari telur biasa, anak maleo harus mencari makan sendiri dan
menghindari hewan pemangsa, seperti ular, kadal, kucing, babi hutan dan burung
elang.
Makanan
Maleo Senkawor adalah monogami spesies. Pakan burung ini terdiri
dari aneka biji-bijian, buah, semut, kumbang serta berbagai jenis hewan kecil.
Predator
Predator yang sering ditemukan pada
malam hari adalah ular, soa-soa atau biasa disebut biawak, kucing, anjing, babi, dan tikus.[13] Pada siang hari predatornya adalah elang dan manusia yang sering mengambil telurnya dan menggunakan
jerat untuk menangkap satwa maleo. [13]
Bahasa
Latin satwa yang masuk dalam bangsa Aves atau burung-burungan ini adalah
Macrocephalon maleo. Tubuhnya kecil, tapi telurnya tiga kali lebih besar dari
telur bebek. Beratnya 450 gram per butirnya.Burung Maleo adalah satwa endemik
Sulawesi, artinya hanya bisa ditemukan hidup dan berkembang di Pulau Sulawesi .
Populasi terbanyaknya kini tinggal di Sulawesi Tengah. Salah satunya adalah di
cagar alam Saluki, Donggala, Sulawesi Tengah. Di wilayah enclave Taman Nasional
Lore Lindu ini, populasinya ditaksir tinggal 320 ekor. Memprihatinkan, sebab
jumlah populasi pada tahun 1970-an ditaksir tak kurang dari 1000 ekor. Populasi
Maleo terancam oleh para pencuri telur dan pembuka lahan yang mengancam
habitatnya. Belum lagi musuh alami yang memangsa telur Maleo, yakni babi hutan
atau biawak.
Habitatnya yang khas juga mempercepat kepunahan. Maleo hanya bisa
hidup di dekat pantai berpasir panas atau di pegununungan yang memiliki sumber
mata air panas atau kondisi geothermal
tertentu. Sebab di daerah dengan sumber panas bumi itu, Maleo mengubur telurnya
dalam pasir hingga kedalaman 15 centimeter. Lalu telur itu dierami oleh panas
bumi, karena Maleo tidak bisa mengerami sendiri.Sayang, pencuri telurnya
merajalela. Di pasaran harga telur Maleo mencapai Rp 15 ribu per butir. Itulah
yang membuat telurnya diburu pencuri. Untunglah Dinas Kehutanan Melalui Balai
Taman Nasional Lore Lindu berhasil membuat penangkarannya,
burung ini
adalah salah satu burung yang dilindungi," akunya.
Upaya Melestarikan Burung Maleo
Burung
Maleo atau Macrocephalon Maleo, merupakan burung endemik yang hanya bisa
dijumpai di Kepulauan Sulawesi. Burung ini bisa ditemukan di hutan pegunungan
dan hutan pantai, di Sulawesi Tengah. Sepintas penampilan burung ini biasa
saja, selain jambul di kepalanya, burung ini mirip dengan ayam. Dari
penampilannya, sulit dibedakan antara burung jantan dan betina.
Daya tarik burung Maleo justru pada
telurnya, yang ukurannya lima kali lebih besar dari telur ayam. Inilah yang
menyebabkan telur burung Maleo banyak diburu orang. Sehingga kelestariannya
terancam. Telur burung Maleo memang memiliki nilai ekonomis, yang lebih tinggi
dibandingkan telur ayam, karena bentuknya yang lebih besar. Harganya di pasar
gelap bisa mencapai 50 ribu rupiah per butir. Burung Maleo sebenarnya dapat
bertelur dua kali dalam sebulan. Namun setiap bertelur, hanya satu telur yang
dihasilkan.Sang induk meletakkan telurnya di dalam lubang yang berpasir, yang
dekat dengan sumber air panas. Oleh karena itu, habitat asli burung ini berada
di sekitar sumber air panas, yang tanahnya berpasir.
Dari hasil riset The Nature
Conservancy, sebuah LSM internasional yang bergerak dalam konservasi
lingkungan, dari sepuluh habitat burung Maleo di Taman Nasional Lore Lindu,
Sulawesi Tengah, kini hanya tinggal 4 habitat saja. Sisanya telah rusak dan
punah. Penyebab utama terancamnya kelestarian burung Maleo tidak hanya telurnya
diambil manusia, tetapi juga ganggan dari predator alaminya, yakni biawak dan
tikus hutan.
Selain itu, pembukaan lahan hutan
untuk perkebunan, dan kebakaran hutan juga menjadi penyebab rusaknya habitat
asli burung Maleo. Salah satu habitat burung Maleo yang masih dapat dijumpai di
kawasan Sulawesi Tengah adalah di Saluki, kawasan Taman Nasional Lore Lindu.
Binturung
Kerajaan :
Animalia;
Filum :
Chordata;
Kelas :
Mammalia;
Ordo :
Carnivora;
Famili :
Viverridae;
Upafamili :
Paradoxurinae;
Genus : Arctictis
Spesies : Arctictis
binturong.
Binturung (Arctictis binturong) adalah
sejenis musang bertubuh besar, anggota suku Viverridae. Beberapa dialek Melayu menyebutnya binturong, menturung
atau menturun. Dalam bahasa Inggris, hewan ini disebut Binturong,
Malay Civet Cat, Asian Bearcat, Palawan Bearcat, atau
secara ringkas Bearcat. Barangkali karena karnivora berbulu hitam lebat ini bertampang
mirip beruang yang berekor panjang, sementara juga berkumis lebat dan panjang
seperti kucing (bear: beruang; cat: kucing).
Deskripsi
Musang yang berekor besar panjang dan bertubuh besar. Panjang
kepala dan tubuh antara 60 – 95 cm, ditambah ekornya antara 50 – 90 cm.
Beratnya sekitar 6 – 14 kg, bahkan sampai 20 kg. Berambut panjang dan kasar,
berwarna hitam seluruhnya atau kecoklatan, dengan taburan uban keputih-putihan
atau kemerahan. Pada masing-masing ujung telinga terdapat seberkas rambut yang
memanjang. Ekor berambut lebat dan panjang, terutama di bagian mendekati
pangkal, sehingga terkesan gemuk. Ekor ini dapat digunakan untuk berpegangan
pada dahan (prehensile tail), sebagai ‘kaki kelima’. Binturung betina
memiliki pseudo-penis alias penis palsu, suatu organ khas yang langka ditemui.
Kebiasaan dan Persebaran
Sebagaimana umumnya musang,
binturung terutama aktif di malam hari. Di atas pepohonan (arboreal) atau juga turun ke tanah (terestrial). Kadang-kadang ada juga yang
bangun dan aktif di siang hari.
Meski termasuk bangsa Carnivora, yang artinya pemakan daging atau pemangsa,
makanan binturung terutama adalah buah-buahan masak di hutan, misalnya
jenis-jenis ara (Ficus spp.). Hewan ini juga memakan pucuk dan daun-daun tumbuhan, telur, dan
hewan-hewan kecil semisal burung dan hewan pengerat.
Pandai memanjat dan melompat dari dahan
ke dahan, binturung biasanya bergerak tanpa tergesa-gesa di atas pohon. Ekornya
digunakan untuk keseimbangan, atau terkadang berpegangan manakala sedang meraih
makanannya di ujung rerantingan. Cakarnya berkuku tajam dan melengkung,
memungkinkannya untuk mencengkeram pepagan dengan kuat. Kaki belakangnya dapat
diputar ke belakang untuk memegang batang pohon, sehingga binturung dapat turun
dengan cepat dengan kepala lebih dulu.
Binturung mengeluarkan semacam bau,
seperti umumnya musang, dari kelenjar di bawah pangkal ekornya. Bau ini
digunakan untuk menandai wilayah kekuasaannya. Hewan betina melahirkan 2-6
anak, setelah mengandung selama kurang lebih 91 hari.
Binturung menyukai hutan-hutan primer dan sekunder, hanya kadang-kadang saja ditemukan di kebun di tepi hutan. Hewan ini menyebar luas mulai dari
dataran tinggi Sikkim hingga ke Tiongkok selatan, Burma, Indochina, Semenanjung
Malaya,
Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Palawan.
Binturung muda dipelihara oleh Orang Asli di Taman Negara, Malaysia. Di desa-desa pinggiran hutan, binturung sering dipelihara sebagai
hewan kesayangan (pet). Orang menangkapnya ketika hewan ini masih kecil dan
membiasakannya dengan kehidupan manusia. Dengan pemeliharaan yang baik,
binturung dapat mencapai usia 20 tahun dalam tangkaran.
Sejalan dengan berkembangnya perdagangan, binturung juga
diperjual belikan di pasar-pasar burung di kota. Selain itu, yang lebih
mengancam kelestarian populasinya di alam, binturung juga diburu
untuk diambil kulitnya yang berbulu tebal, dan untuk dimanfaatkan bagian-bagian
tubuhnya sebagai bahan obat tradisional (jamu).
Ancaman lain datang dari kerusakan
lingkungan di hutan-hutan di wilayah tropis sebagai akibat pembalakan yang serampangan. Hancurnya hutan
mengakibatkan rusaknya habitat binturung, sehingga populasinya di alam terus
menurun. Kini binturung termasuk hewan yang dikhawatirkan kelestariannya, dan
dilindungi oleh undang-undang.
Binturong atau Binturung yang dalam bahasa latin disebut Arctictis
binturong adalah sejenis musang bertubuh besar. Musang yang mirip Beruang
dan mulai diminati sebagai hewan peliharaan ini memiliki beberapa keunikan.
Ekor Binturung dapat berfungsi sebagai kaki kelima guna berpegangan pada dahan.
Dan pada Binturong betina memiliki organ khas berupa (maaf) penis palsu (pseudo-penis)
Dalam beberapa daerah binatang ini
disebut sebagai Binturong, Binturung, Menturung atau Menturun. Dalam
bahasa Inggris, hewan ini disebut Binturong, Malay Civet Cat, Asian
Bearcat, Palawan Bearcat, atau secara ringkas Bearcat.
Disebut Bearcat mungkin dikarenakan karnivora berbulu hitam lebat
ini bertampang mirip beruang yang berekor panjang, serta berkumis lebat dan
panjang seperti kucing. Sedangkan di China binatang ini disebut Xiong-Li
Binturung (Arctictis binturong)
tersebar mulai dari Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Kamboja, Cina,
India, Indonesia (Jawa bagian barat, Kalimantan, Sumatera), Laos, Malaysia,
Myanmar, Nepal, Filipina (provinsi Palawan), Thailand, dan Vietnam. Di
Indonesia binatang ini termasuk hewan yang dilindungi.
Ciri-ciri dan Tingkah Laku Binturong.
Binturung memiliki tubuh yang
berukuran besar dan ekor yang besar dan panjang. Panjang tubuh Binturong antara
60 – 95 cm, sedangkan panjang ekornya antara 50 – 90 cm. Beratnya binatang
sejenis Musang ini sekitar 6 – 14 kg, bahkan bisa mencapai 20 kg.
Binturong berambut panjang dan kasar
yang berwarna hitam seluruhnya atau kecoklatan, dengan taburan uban
keputih-putihan atau kemerahan. Pada masing-masing ujung telinga terdapat
seberkas rambut yang memanjang. Ekor Binturung berambut lebat dan panjang,
terutama di bagian mendekati pangkal, sehingga terkesan gemuk. Ekor ini dapat
digunakan untuk berpegangan pada dahan sebagai ‘kaki kelima’. Yang unik,
Binturung betina memiliki pseudo-penis alias penis palsu, suatu organ
khas yang langka ditemui pada makhluk lainnya.
Binturung sebagaimana umumnya musang, merupakan binatang nokturnal
yang aktif di malam hari. Walaupun lebih sering berada di atas pepohonan (arboreal)
Binturong juga turun ke tanah (terestrial). Kadang-kadang ada juga yang
bangun dan aktif di siang hari.
Sebagai bangsa karnivora, Binturung
(Arctictis binturong) memakan telur, hewan-hewan kecil semacam burung dan hewan pengerat. Namun Binturung
juga memakan buah-buahan dan dedaunan.
Binturung sangat pandai memanjat dan
melompat dari dahan ke dahan, binatang sejenis musang ini biasanya bergerak
tanpa tergesa-gesa di atas pohon. Ekornya digunakan untuk keseimbangan, atau
terkadang berpegangan manakala sedang meraih makanannya di ujung rerantingan.
Cakarnya berkuku tajam dan melengkung, memungkinkannya untuk mencengkeram
pepagan dengan kuat. Kaki belakangnya dapat diputar ke belakang untuk memegang
batang pohon, sehingga binturung dapat turun dengan cepat dengan kepala lebih
dulu.
Seperti umumnya Musang, Binturung
mengeluarkan semacam bau dari kelenjar di bawah pangkal ekornya. Bau ini
digunakan untuk menandai wilayah kekuasaannya. Hewan betina melahirkan 2-6
anak, setelah mengandung selama kurang lebih 91 hari.
Konservasi Binturung. Populasi Binturong (Arctictis
binturong) cenderung mengalami penurunan. Oleh IUCN Redlist binatang
ini dimasukkan dalam status konservasi Vulnerable (VU; Rentan).
Selain itu juga terdaftar dalam CITES Apendiks III. Binatang ini oleh
pemerintah Indonesia termasuk salah satu satwa yang dilindungi.
Berkurangnya populasi Binturong
disebabkan oleh perburuan dan hancurnya hutan sebagai akibat penggundulan hutan
dan kebakaran hutan. Binturung diburu untuk diambil
kulitnya yang berbulu tebal, dan untuk dimanfaatkan bagian-bagian tubuhnya
sebagai bahan obat tradisional.
Dewasa ini mulai banyak orang yang
memelihara Binturong sebagai hewan peliharaan layaknya kucing dan anjing.
Binatang ini memang lucu sebagai hewan peliharaan tetapi saya yakin akan
semakin ‘lucu’ jika Musang berkaki lima ini punah di alam liarnya.
Babirusa
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Suidae
Genus : Babyrousa
Spesies : Babyrousa babyrussa
Babirusa merupakan hewan endemik Sulawesi, Indonesia. Babirusa yang dalam bahasa latin disebut sebagai Babyrousa
babirussa hanya bisa dijumpai di Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya
seperti pulau Togian, Sula, Buru, Malenge, dan Maluku. Sebagai hewan endemik,
Babirusa tidak ditemukan di tempat lainnya. Sayangnya satwa endemik ini mulai langka.
Sang binatang endemik Babirusa, mempunyai tubuh yang meyerupai babi
namun berukuran lebih kecil. Yang membedakan dari babi dan merupakan ciri khas
babirusa mempunyai taring panjang yang mencuat menembus moncongnya. Lantaran
bentuk tubuh dan taring yang dipunyainya hewan endemik Sulawesi ini dinamakan
babirusa.
Satwa endemik ini dalam bahasa inggris sering disebut sebagai Hairy
Babirusa, Babiroussa, Babirusa, Buru Babirusa, ataupun Deer Hog. Sedangkan
dalam bahasa ilmiah, babirusa yang endemik Sulawesi, Indonesia disebut sebagai Babyrousa
babirussa dengan beberapa nama sinonim seperti Babyrousa alfurus
(Lesson, 1827), Babyrousa babirousa (Jardine, 1836), Babyrousa
babirusa (Guillemard, 1889), Babyrousa babirussa (Quoy &
Gaimard, 1830), Babyrousa frosti (Thomas, 1920), Babyrousa indicus
(Kerr, 1792), Babyrousa orientalis (Brisson, 1762), dan Babyrousa
quadricornua (Perry, 1811).
Satwa yang terancam punah ini terdiri atas tiga
subspesies yang masih bertahan hidup sampai sekarang yaitu; Babyrousa
babyrussa babyrussa, Babyrousa babyrussa togeanensis, dan Babyrousa
babyrussa celebensis serta satu subspesies yang diyakini telah punah yakni
Babyrousa babyrussa bolabatuensis.
Ciri-ciri
dan Perilaku Babirusa.
Babirusa mempunyai ciri khas bentuk tubuhnya yang menyerupai babi
namun mempunyai taring panjang pada moncongnya. Hewan endemik Indonesia ini
mempunyai tubuh sepanjang 85-105 cm. Tinggi babirusa sekitar 65-80 cm dengan
berat tubuh sekitar 90-100 kg. Binatang endemik yang langka ini juga mempunyai
ekor yang panjangnya sekitar 20-35 cm.
Babirusa (Babyrousa babirussa) memiliki kulit yang kasar
berwarna keabu-abuan dan hampir tak berbulu. Ciri yang paling menonjol
dari binatang ini adalah taringnya. Taring atas Babirusa tumbuh menembus
moncongnya dan melengkung ke belakang ke arah mata. Taring ini berguna untuk
melindungi mata hewan endemik Indonesia ini dari duri rotan.
Babirusa termasuk binatang yang bersifat menyendiri namun sering
terlihat dalam kelompok-kelompok kecil dengan satu babirusa jantan yang paling
kuat sebagai pemimpinnya.
Babirusa mencari makan tidak menyuruk tanah seperti babi hutan, tapi
memakan buah dan membelah kayu-kayu mati untuk mencari larva lebah.
Babirusa menyukai buah-buahan seperti mangga, jamur, dan dedaunan. Satwa langka
endemik Indonesia ini suka berkubang dalam lumpur sehingga menyukai
tempat-tempat yang dekat dengan sungai.
Babirusa betina hanya melahirkan sekali dalam setahun dengan jumlah
bayi satu sampai dua ekor sekali melahirkan. Masa kehamilannya berkisar antara
125 hingga 150 hari. Selah melahirkan bayi babirusa akan disusui induknya
selama satu bulan. Setelah itu akan mencari makanan sendiri di hutan bebas.
Hewan endemik ini dapat bertahan hingga berumur 24 tahun.
Babirusa termasuk binatang yang pemalu dan selalu berusaha menghindar
jika bertemu dengan manusia. Namun jika merasa terganggu, hewan endemik
Sulawesi ini akan menjadi sangat buas.
Habitat, Populasi, Persebaran, dan Konservasi. Babirusa (Babyrousa babyrussa) tersebar di seluruh
Sulawesi bagian utara, tengah, dan tenggara, serta pulau
sekitar seperti Togian, Sula, Malenge, Buru., dan Maluku. Satwa langka endemik
ini menyukai daerah-daerah pinggiran sungai atau kubangan lumpur di hutan
dataran rendah.
Beberapa wilayah yang diduga masih menjadi habitat babirusa antara
lain Taman Nasional Bogani Nani
Wartabone dan Cagar Alam Panua. Sedangkan di Cagar Alam Tangkoko, dan Suaka
Margasatwa Manembo-nembo satwa unik endemik Sulawesi ini mulai langka dan
jarang ditemui. Populasinya hingga sekarang tidak diketahui dengan pasti. Namun
berdasarkan persebarannya yang terbatas oleh IUCN
Redlist satwa endemik ini didaftarkan dalam kategori konservasi Vulnerable
(Rentan) sejak tahun 1986. Dan oleh CITES
binatang langka dan dilindungi inipun didaftar dalam Apendiks I yang berarti
tidak boleh diburu dan diperdagangkan. Berkurangnya populasi babirusa
diakibatkan oleh perburuan untuk mengambil dagingnya yang dilakukan oleh
masyrakat sekitar. Selain itu deforestasi hutan sebagai
habitat utama hewan endemik ini dan jarangnya frekuensi kelahiran membuat satwa
endemik ini semakin langka.
Babirusa (Babyrousa babyrussa) yang merupakan satwa endemik
Sulawesi Indonesia tentunya tidak akan bisa ditemui di negara manapun selain di
negeri kita. Jika kita masih tetap tidak peduli tentunya seluruh umat di bumi
akan kehilangan. Biasanya, sesuatu baru terasa berharga jika sesuatu itu telah
tidak ada. Akankah hal ini berlaku pada sang endemik Indonesia, babirusa?
(Linnaeus, 1758) Sinonim: Babyrousa alfurus (Lesson, 1827), Babyrousa
babirousa (Jardine, 1836), Babyrousa babirusa (Guillemard, 1889),
Babyrousa babirussa (Quoy & Gaimard, 1830), Babyrousa frosti
(Thomas, 1920), Babyrousa indicus (Kerr, 1792), Babyrousa
orientalis (Brisson, 1762), dan Babyrousa quadricornua (Perry,
1811).
Singa
|
Singa (Sansekerta:
Siṃha) atau dalam nama ilmiahnya Panthera
leo adalah seekor hewan dari keluarga felidae atau
genus kucing.
Singa merupakan hewan yang hidup dalam kelompok. Biasanya terdiri dari seekor
jantan dan banyak betina. Kelompok ini lantas menjaga daerah kekuasaannya.
Berat Singa kurang lebih antara 150 kg (betina) dan 225kg (jantan).
Umurnya antara 10 sampai 15 tahun di hutan. Tetapi jika dipelihara bisa sampai
20 tahun.
Singa (Panthera leo) adalah mamalia karnivor yang
terangkum dalam keluarga Felidae. Digelar Raja Rimba, ia merupakan salah satu
daripada empat jenis kucing besar dalam genus Panthera. Dengan jantannya yang
sangat besar, melebihi 250 kilogram (550 paun) beratnya, hewan ini adalah kucing yang
kedua terbesar selepas harimau.
Singa amat suka bergaul, berbanding dengan kucing-kucing yang lain.
Sekawanan singa terdiri daripada sekawanan singa betina dan anak-anak berkait
serta sebilangan kecil singa jantan dewasa. Kawanan singa ini sangat menjaga
wilayahnya. Anak-anak singa jantan yang telah dewasa akan diusir. Singa betina
lazimnya memburu secara berkumpulan,dan biasanya memburu ungulat-ungulat besar
seperti kuda
belang, kerbau,
zirafah, badak air
dan juga gajah
muda. Singa adalah benar-benar pemangsa, walaupun haiwan ini juga mencari-cari
makanan jika terdapat peluang. Sedangkan singa pada umumnya tidak memburu
manusia, sesetengahnya diketahui menjadi pemakan manusia dan mencari-cari
mangsa manusia.
Singa betina jauh lebih aktif dalam berburu, sedangkan Singa jantan
lebih santai dan selalu bersikap menunggu dan meminta jatah dari hasil buruan
para betinanya.
Singa jantan dipercaya lebih unggul dan perkasa dibandingkan dengan
kucing-kucing
besar lainnya,tetapi kelemahan singa ialah tidak bisa memanjat pohon
sebagus kucing-kucing besar lainnya. Singa jantan di tumbuhi bulu tebal
disekitar tengkuknya, hal ini lebih menguntungkan untuk melindungi tengkuknya,
terutama dalam perkelahian bebas antara kucing besar, yang terkenal dengan
selalu menerkam tengkuk untuk melumpuhkan musuhnya.
Kucing besar lainnya, seperti Cheetah dan Macan Tutul
memiliki ukuran tubuh jauh lebih kecil dibanding Singa. Singa juga sama saja
dengan Harimau, yang walaupun berasal dari keluarga yang sama, Singa suka untuk
berenang, berbeda dengan kucing yang takut dengan air, apalagi berenang.
Habitat
Dahulu, Singa
hidup di seluruh Afrika,
Eropa, Timur
Tengah dan anak benua India. Tetapi sekarang habitatnya hanya
di sebagian kecil anak benua India dan Afrika. Itu terjadi karena perburuan liar yang ingin mengambil
kulitnya.
Habitat
singa.
Singa-singa lazimnya menghuni di savana dan di padang
rumput, walaupun haiwan ini juga menghuni di belukar dan hutan.
Singa-singa liar kini wujud di Asia dan kawasan
sub-Sahara di Afrika,
dengan saki-baki yang sangat terancam terdapat di kawasan-kawasan barat laut India. Singa-singa telahpun
lama pupus di benua Afrika Utara, Timur
Tengah, dan Asia Barat sejak dari awal-awal lagi. Sehingga akhir zaman
Pleistosen (kira-kira 10,000 tahun dahulu), singa adalah mamalia daratan
besar yang paling banyak, selain daripada manusia. Ketika itu, singa-singa
boleh ditemui di kebanyakan kawasan Afrika serta juga di kebanyakan Eurasia dari Eropah barat
sehingga ke India, selain daripada di kawasan jambatan darat Bering dan di Amerika dari Yukon hingga ke Peru. Singa merupakan
antara haiwan "wajib" di zoo.
Anoa adalah hewan khas Sulawesi. Ada
dua spesies anoa yaitu: Anoa Pegunungan (Bubalus
quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Keduanya
tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Penampilan mereka mirip dengan rusa dan memiliki berat
150-300 kg. Anak anoa akan dilahirkan sekali setahun.
Kedua spesies tersebut dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia.
Sejak tahun 1960-an berada dalam status terancam punah. Diperkirakan saat ini
terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu
untuk diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya.
Anoa Pegunungan juga dikenal dengan nama Mountain Anoa, Anoa de
Montana, Anoa de Quarle, Anoa des Montagnes, dan Quarle's Anoa. Sedangkan Anoa
Dataran Rendah juga dikenal dengan nama Lowland Anoa, Anoa de Ilanura, atau
Anoa des Plaines.
Anoa
Klasifikasi ilmiah:
Kerajaan : Animalia,
Filum : Chordata,
Kelas : Mamalia,
Ordo : Artiodactyla,
Famili : Bovidae,
Upafamili : Bovinae,
Genus : Bubalus,
Spesies : Bubalus quarlesi
Anoa (Bubalus depressicornis)
Anoa secara umum berbentuk menyerupai kerbau dengan tubuh berwarna coklat
kehitam-hitaman. Anoa hidupnya berpindah-pindah tempat dan apabila menjumpai
musuhnya anoa akan mempertahankan diri dengan mencebur ke rawa-rawa dan apabila
terpaksa akan melawan dengan menggunakan tanduknya. Habitatnya di hutan tropika
dataran, savanna, kadang-kadang dijumpai di rawa-rawa dan di wilayah Sulawesi
bagian Utara.
Anoa Satwa Endemik Sulawesi
Anoa adalah satwa endemik pulau
Sulawesi, Indonesia. Anoa juga menjadi fauna identitas provinsi Sulawesi
Tenggara. Satwa langka
dan dilindungi ini terdiri atas dua spesies (jenis) yaitu: anoa pegunungan (Bubalus
quarlesi) dan anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis). Kedua
satwa ini tinggal dalam hutan yang jarang dijamah manusia. Kedua spesies anoa
tersebut hanya dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Diperkirakan saat ini
terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu
untuk diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya.
Baik Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) maupun Anoa Dataran
Rendah (Bubalus depressicornis) sejak tahun 1986 oleh IUCN Redlist
dikategorikan dalam binatang dengan status
konservasi “Terancam Punah” (Endangered; EN) atau tiga tingkat di
bawah status “Punah”.
Secara umum, anoa mempunyai warna kulit mirip kerbau, tanduknya
lurus ke belakang serta meruncing dan agak memipih. Hidupnya berpindah-pindah
tempat dan apabila menjumpai musuhnya anoa akan mempertahankan diri dengan
mencebur ke rawa-rawa atau apabila terpaksa akan melawan dengan menggunakan
tanduknya.
Anoa Dataran Rendah (Bubalus
depressicornis) sering disebut sebagai Kerbau kecil, karena Anoa memang mirip
kerbau, tetapi pendek serta lebih kecil ukurannya, kira-kira sebesar kambing.
Spesies bernama latin Bubalus depressicornis ini disebut sebagai
Lowland Anoa, Anoa de Ilanura, atau Anoa des Plaines. Anoa yang menjadi fauna
identitas provinsi Sulawesi tenggara ini lebih sulit ditemukan dibandingkan
anoa pegunungan.
Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) mempunyai
ukuran tubuh yang relatif lebih gemuk dibandingkan saudara dekatnya anoa
pegunungan (Bubalus quarlesi). Panjang tubuhnya sekitar 150 cm dengan
tinggi sekitar 85 cm. Tanduk anoa dataran rendah panjangnya 40 cm. Sedangkan
berat tubuh anoa dataran rendah mencapai 300 kg.
Anoa dataran
rendah dapat hidup hingga mencapai usia 30 tahun yang matang secara seksual
pada umur 2-3 tahun. Anoa betina melahirkan satu bayi dalam setiap masa
kehamilan. Masa kehamilannya sendiri sekitar 9-10 bulan. Anak anoa akan
mengikuti induknya hingga berusia dewasa meskipun telah disapih saat umur 9-10
bulan. Sehingga tidak jarang satu induk terlihat bersama dengan 2 anak anoa
yang berbeda usia.
Anoa dataran
rendah hidup dihabitat mulai dari hutan pantai sampai dengan hutan dataran
tinggi dengan ketinggian 1000 mdpl. Anoa menyukai daerah hutan ditepi sungai
atau danau mengingat satwa langka yang dilindungi ini selain membutuhkan air
untuk minum juga gemar berendam ketika sinar matahari menyengat.
Anoa
pegunungan (Bubalus quarlesi) sering disebut juga sebagai
Mountain Anoa, Anoa de montagne, Anoa de Quarle, Berganoa, dan Anoa de montaña.
Dalam bahasa latin anoa pegunungan disebut Bubalus quarlesi.
Populasi
dan Konservasi.
Anoa semakin hari semakin langka dan sulit ditemukan. Bahkan dalam
beberapa tahun terakhir anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis)
yang menjadi maskot provinsi Sulawesi Tenggara tidak pernah terlihat lagi.
Karena itu sejak tahun 1986, IUCN Redlist memasukkan kedua jenis anoa ini dalam
status konservasi “endangered” (Terancam Punah).
Selain itu CITES
juga memasukkan kedua satwa langka ini dalam Apendiks I yang berarti tidak
boleh diperjual belikan. Pemerintah Indonesia juga memasukkan anoa sebagai
salah satu satwa
yang dilindungi dalam Peraturan
Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan
Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Beberapa daerah yang masih terdapat satwa langka yang dilindungi ini
antaranya adalah Cagar Alam Gunung Lambusango, Taman Nasional Lore-Lindu dan TN
Rawa Aopa Watumohai (beberapa pihak menduga sudah punah).
Anoa sebenarnya tida mempunyai musuh (predator) alami. Ancaman
kepunahan satwa endemik Sulawesi ini lebih disebabkan oleh deforestasi
hutan (pembukaan lahan pertanian dan pemukiman) dan perburuan yang
dilakukan manusia untuk mengambil daging, kulit, dan tanduknya.
Pada tahun 2000, masyarakat Kabupaten Buton dan Konawe Selatan
dibantu pihak BKSDA pernah mencoba untuk membuka penangkaran anoa. Tetapi usaha
ini akhirnya gagal lantaran perilaku anoa yang cenderung tertutup dan mudah
merasa terganggu oleh kehadiran manusia sehingga dari beberapa spesies yang
ditangkarkan tidak satupun yang berhasil dikawinkan.
Tahun 2010 ini, Taman
Nasional Lore-Lindu akan mencoba melakukan penangkaran satwa langka yang
dilindungi ini. Semoga niat baik ini dapat terlaksana sehingga anoa datarn
rendah (Bubalus depressicornis) dan Anoa Pegunungan (Bubalus
quarlesi) dapat lestari dan menjadi kebanggan seluruh bangsa Indonesia
seperti halnya Panser Anoa buatan Pindad.
Bison
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Upafamili : Bovinae
Genus : Bison
Spesies : B. bison
Bison
Amerika (Bison bison) merupakan keluarga sapi mamalia yang
biasanya dikenal sebagai Kerbau Amerika. Bison ini biasanya baik hidup
di Amerika, Afrika, dan
sebagainya. Di Asia
dan Amerika,
binatang ini hidup di padang rumput.
Bison bisa
mencapai 2 meter (6.6 kaki) tinggi, 3 meter (10 kaki) panjang, dan berat 900
menjadi 2.200 pound (400-1000 kg).
Anggota dari
genus Bison besar bahkan berkuku ungulates dalam subfamili
Bovinae .. Dua masih ada spesies dan empat punah spesies diakui..
Spesies yang masih hidup adalah banteng Amerika , Bison bison (dengan dua
subspesies, dengan banteng dataran , Bison bison banteng, dan banteng kayu , Bison athabascae banteng),
ditemukan di Amerika Utara, dan bison Eropa, atau wisent (Bison bonasus), ditemukan di Eropa dan Kaukasus . Sementara
spesies ini biasanya dikelompokkan ke dalam mereka sendiri genus , mereka kadang-kadang termasuk dalam genus terkait erat Bos , [1]
bersama-sama dengan ternak , Gaur , kouprey dan yak , yang banteng dapat kawin silang .
Deskripsi
. Para banteng Amerika dan Eropa
wisent adalah hewan darat terbesar di Amerika Utara dan Eropa . Bison adalah
nomaden grazers dan perjalanan dalam kawanan , kecuali untuk non-dominan sapi jantan, yang pergi
sendirian atau dalam kelompok-kelompok kecil selama hampir sepanjang tahun. . banteng Amerika dikenal untuk hidup di Great Plains
Kedua spesies diburu dekat dengan kepunahan selama abad ke-19 dan 20 tetapi sejak rebound.
The Plains banteng Amerika tidak lagi terdaftar sebagai terancam punah, tetapi
Bison Kayu adalah pada daftar spesies terancam di Kanada
Meskipun
terlihat serupa, ada beberapa perbedaan fisik dan perilaku antara bison Amerika
dan Eropa. Spesies Amerika memiliki 15 tulang rusuk, sementara banteng Eropa
memiliki 14. The Para banteng Amerika
memiliki empat vertebra lumbal, sedangkan Eropa memiliki lima. Dewasa banteng
Amerika tidak kurus dalam membangun, dan memiliki kaki yang pendek. bison di
Amerika cenderung merumput lebih, dan menelusuri kurang dari sepupu Eropa. anatomi
mereka mencerminkan perbedaan perilaku; kepala banteng Amerika hang lebih dekat
ke bumi daripada Eropa. Tubuh banteng Amerika biasanya hairier, meskipun
ekornya memiliki rambut kurang daripada banteng Eropa. Tanduk banteng titik
Eropa melalui bidang wajah mereka, membuat mereka lebih mahir dalam pertempuran
melalui saling tanduk dengan cara yang sama seperti sapi dalam negeri, tidak
seperti banteng menyeruduk Amerika yang menguntungkan. [5]
bison Amerika lebih mudah dijinakkan dari sepupu Eropa mereka, dan berkembang
biak dengan sapi domestik lebih siap.
Megapodiidae
Filum
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Aves
Ordo
: Galliformes
Famili
: Megapodiidae
Genus
: Megapodia
Spesies
: Megapodia sp
Megapodiidae adalah salah satu suku burung yang
terdapat di dalam ordo Galliformes. Burung-burung yang terdapat dalam suku ini
disebut juga burung gosong.Burung-burung dalam suku Megapodiidae memiliki
bulu berwarna hitam atau coklat, ukuran kepala kecil dan berkaki besar, yang
berguna untuk menggali tanah atau pasir untuk bertelur. Pada umumnya mereka
menghabiskan sebagian besar waktunya di atas permukaan tanah.
Burung gosong meletakkan telurnya di
dalam tanah atau pasir, dan menggunakan panas bumi atau sinar matahari untuk
mengeraminya. Anak burung menggunakan cakarnya untuk keluar dari kulit telur
dan menggali ke permukaan tanah.daerah sebaran burung gosong adalah di Australasia,
di kepulauan Indonesia
bagian timur, Filipina,
Papua
Nugini, Australia,
pulau-pulau samudra Pasifik bagian barat, pulau Andaman dan pulau
Nicobar. Pakan
burung gosong umumnya adalah aneka biji-bijian, buah, serangga dan hewan kecil.
Megapodiidae adalah suku burung dengan sejumlah marga atau genera.
Walet
Sapi
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Aves
Ordo
: Apodiformes
Famili
: Apodidae
Genus
: Collocalia
Spesies
: Collocalia esculenta
Walet Sapi adalah burung yang
mempunyai paruh, berdarah panas, dan bereproduksi dengan cara bertelur.walet
sapi (collocalia esculenta) walet ini berbulu hitam ke biru-biruan dengan warna
mengilap.Bulu bagian bawah kelabu gelap dan bagian perut agak putih.Ekornya
sedikit bercelah.Walet sapi merupakan jenis walet yang berukuran paling
kecil.Panjang tubuhnya hanya sekitar 10 cm.Matanya berwaran cokelat gelap,paruh
hitam.Suaranya melengking tinggi.Walet sapi banyak terdpat di
Asia,Himalaya,China,Asia tenggara,Papua Nugini, san Australia.Di
Indonesia,walet jenis ini banyak di temukan di Jawa dan Bali.Habitatnya
meliputi semua ketinggian permukaan,baik di padang rumput berpohon terbuka
maupun hutan.
Walet sapi terbang berkelompok,tidak beraturan.Walet ini tidak kuat
terbang jauh.Biasanya terbang rendah hanya berputar-putar di dekat permukaan
tanah atau sungai untuk mandi dan minum.Jika mencari makan,sering mengitari
pohon-pohon besar dan tinggi yang banyak serangganya,terutama tawon
kecil.sarang berbentuk tidak beraturan,terdiri dari campuran lumut dan rumput
yang direkatkan dengan air liurnya.Pada celah gua yang terang,celah batu,atau
sudut bangunan,walet sapi dapat bersarang.Jika bertelur biasanya hanya 2
butir.Telurnya berwarna putih dan agak lonjong.Walet sapi bersarang tidak
tergantung pada musim kawin sehingga bisa bersarang sepanjang tahun.
- KESIMPULAN
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan ditaman safari indonesia dan museum zoology dapa
disimpulakn bahwa: Domba yang
kita kenal sekarang merupakan hasil dometikasi manusia yang sejarahnya
diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon (Ovis musimon) yang
berasal dari Eropa Selatan dan Asia Kecil, Argali (Ovis amon) berasal dari
Asia Tenggara, Urial (Ovis vignei) yang berasal dari Asia. Badak adalah binatang berkuku ganjil
(perrisodactyla), pada tahun 1814, Fischer telah memberi nama marga (genus)
Dicerorhinus kepada badak sumatera..Dicerorhinus berasal dari bahasa Yunani
yaitu Di berarti “dua” dan Cero berarti “cula” (berarti bercula dua), rhinus
berarti “hidung”, sumatrensis: merujuk pada Pulau Sumatera. ((ditambah akhiran
ensis menurut bahasa Latin, berarti lokasi). Sedangkan dalam bahasa Inggrisnya
Badak Sumatera disebut Sumatran Rhino. Harimau Sumatera (Panthera tigris
Linnaeus, 1758) merupakan jenis kucing terbesar baik yang masih eksis ada
maupun dilihat dari penemuan fosilnya. Harimau juga merupakan salah satu jenis
mamalia yang paling diketahui kehidupannya. Harimau umumnya dibagi menjadi
beberapa sub spesies yaitu : Harimau Bengal, Harimau Caspian, Harimau Amur,
Harimau Jawa, Harimau China Selatan, Harimau Bali, Harimau Sumatera dan Harimau
Indo China. Ada tiga sub spesies harimau yaitu Kaspian, Bali dan Jawa yang diduga
telah punah sejak tahun 1950-an. Buaya muara atau buaya bekatak (Crocodylus porosus) adalah sejenis buaya yang terutama
hidup di sungai-sungai dan di laut dekat muara. Daerah
penyebarannya dapat ditemukan di seluruh perairan Indonesia.
Kambing gunung memiliki jenggot khas dan panjang,
bulu tebal, bagaikan mantel hangat untuk melindungi mereka dari suhu dingin dan
menggigit angin pegunungan. Bulu tebal ini juga seperti jas putih yang
mencitptakan kamuflase yang baik pada wilayah ketinggian yang bersalju.Kambing
betina menghabiskan sebagian besar kehidupan mereka dengan anak-anak mereka.
Kambing jantan biasanya hidup menyendiri atau berkumpul hanya dengan satu atau
dua kambing jantan lain. Burung Unta (Ostrich)
bukan sembarang burung. Tinggi badannya dapat mencapai 2,5 meter dengan berat
180 kg. Selain besar, Burung Unta juga memiliki daya tahan yang luar biasa.
Burung ini bisa bertahan hidup pada suhu di atas 40 derajat Celcius hingga suhu
0 derajat Celcius. Umurnya juga terbilang panjang, bisa mencapai usia sekitar
50 tahun. The bongo barat
atau dataran rendah, eurycerus Tragelaphus eurycerus, adalah, sebagian besar
hutan malam herbivora hewan berkuku dan di antara yang terbesar dari spesies
antelop hutan Afrika.
Bongos ditandai oleh mantel coklat
kemerahan mencolok, tanda berwarna hitam dan putih, garis-garis putih-kuning
dan tanduk agak panjang berputar. Memang, bongos adalah satu-satunya
Tragelaphid di mana kedua jenis kelamin memiliki tanduk. Bongos memiliki
interaksi sosial yang kompleks dan ditemukan di Afrika mosaik hutan lebat. Maleo Senkawor atau Maleo, yang dalam nama
ilmiahnya Macrocephalon maleo adalah sejenis burung gosong berukuran sedang, dengan panjang
sekitar 55cm, dan merupakan satu-satunya burung di dalam genus tunggal Macrocephalon. Yang unik dari
maleo adalah, saat baru menetas anak burung maleo sudah bisa terbang.Ukuran
telur burung maleo beratnya 240 gram hingga 270 gram per butirnya, ukuran
rata-rata 11 cm, dan perbandingannya sekitar 5 hingga 8 kali lipat dari ukuran telur ayam.
Binturung (Arctictis binturong)
adalah sejenis musang
bertubuh besar, anggota suku Viverridae. Beberapa dialek Melayu
menyebutnya binturong, menturung atau menturun. Dalam bahasa
Inggris, hewan ini disebut Binturong, Malay Civet Cat, Asian
Bearcat, Palawan Bearcat, atau secara ringkas Bearcat.
Anoa adalah hewan khas Sulawesi. Ada dua spesies anoa yaitu: Anoa
Pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah
(Bubalus depressicornis). Keduanya
tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Penampilan mereka mirip dengan rusa dan memiliki berat
150-300 kg. Anak anoa akan dilahirkan sekali setahun.
Singa (Sansekerta:
Siṃha) atau dalam nama ilmiahnya Panthera
leo adalah seekor hewan dari keluarga felidae atau
genus kucing.
Singa merupakan hewan yang hidup dalam kelompok. Biasanya terdiri dari seekor
jantan dan banyak betina. Kelompok ini lantas menjaga daerah kekuasaannya.
Berat Singa kurang lebih antara 150 kg (betina) dan 225kg (jantan).
Umurnya antara 10 sampai 15 tahun di hutan. Tetapi jika dipelihara bisa sampai
20 tahun.
DAFTAR
PUSTAKA
·
zipcodezoo.com/Animals/A/Arctictis_binturong
·
Referensi
dan gambar: www.iucnredlist.org/apps/redlist/details/2461/0; www.celebio.org;
·
www.ultimateungulate.com/Artiodactyla/Bubalus_depressicornis.html;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar