Sabtu, 25 Februari 2012

Penerapan praktikum nata de coco di sma


Penerapan
praktikum nata de coco di sma

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah  : Bioteknologi
Dosen Pengampu      : Ina Rosdiana L. S.Si M.S.i


IAIN Warna


Disusun Oleh :

ANDRI

TARBIYAH /IPA-Biologi B/ VI


KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI
CIREBON
2011


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.Masyarakat Indonesia  sudah menganal Nata de Coco merupakan jenis makanan berserat yang dihasilkan Acetobacterxylinum dalam media cair bergula sebagi susbtratnya. Nata de Coco merupakan makanan sehat kaya serat yang banyak dikonsumsi sebagai makanan pencuci mulut atau desert. Air kelapa merupakan hasil samping pengolahan kelapa yang belum banyak dimanfaatkan dan banyak dibuang sebagai limbah. Bagimana Penanganan limbah air kelapa bertujuan agar memperoleh nilai tambah secara ekonomi sekaligus menangani limbah air kelapa tersebut. Air kelapa dapat dimanfaatkan sebagai substrat menghasilkan Nata de Coco karena mengandung gula, mineralMg2+, foktor pendukung pertumbuhan (growt promoting factor) untuk A. xylinum.Pembuatan Nata de Coco dengan menggunakan substrat air kelapa dilakukan dengan cara menambahkan gula sukrosa (gula pasir) 10%, urea 0,5%,asam asetat glasial 2% atau asam cuka dapur 25% sebanyak 16 ml/ liter air kelapa dan bisa  dijadikan sebagai bahan pembelajarn biologi di sma yang akan menghasilkan ketrampilan dalam  mebuat nata de coco

1.2 Rumusan Masalah
a.       Bagaimana Penerapan Praktikum Nata de coco di sma?
b.      Bagaimana cara membuat Nata de coco?
c.       Apa Manfaat Penerapan Nata De coco terhadap siswa?
1.3        Tujuan
a.       Mengetahui  Penerapan Praktikum Nata de coco di sma
b.      Mengetahui cara membuat Nata de coco
c.       Mengetahui Penerapan
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Penerapan Praktikum Nata De Coco
Pada penerapan praktikum na de coco didalam pembelajaran ini General life skils dikembangkan untuk peserta dididk sejak TK sampai perguruan tinggi.  specifik life skils  pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (untuk selanjutnya, dalam makalah ini akan digunakan istilah asingnya yaitu Student-Centered Learning, disingkat SCL) lahir pada awal abad ke-20, yaitu pada saat orang-orang mulai meyakini bahwa pendidikan harus memperhitungkan peserta didik sebagai unsur aktif dalam proses inkuiri, yaitu proses memecahkan masalah yang dihadapinya sendiri. Dibawah pengaruh perspektif pendidikan yang disebut Progressive Education yang meyakini bahwa pengalaman langsung adalah inti dari belajar. Para pendukung Progressive Education menentang pembelajaran yang menganggap bahwa peserta didik sebagai kantong kosong yang baru berisi bila diisi oleh guru (teori Tabula rasa). Peran guru adalah sebagai fasilitator dan pemandu dalam proses pemecahan masalah peserta didik. John Dewey adalah pelopor pandangan progresif ini. Dia menegaskan bahwa kelas adalah laboratorium yang memotret kehidupan yang sebenarnya. Dia mengajak guru untuk menggunakan masalah riil sehari-hari untuk dipecahkan oleh peserta didik, sebagai bahan pembelajaran. Dewey menekankan bahwa pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang memuat masalah-masalah nyata yang sedang dihadapi, tidak tentang hal-hal yang abstrak bagi peserta didik. Dewey dikenal dengan filosofi pendidikan learning by doing.
SCL dilandasi oleh paham konstruktivisme. Konstruktivisme berarti bahwa peserta didik membangun (to construct) pemahamannya tentang dunia. Berbicara mengenai konstruktivisme bukanlah berbicara tentang suatu teknik tertentu dalam pembelajaran, melainkan kita berfikir tentang proses perolehan pengetahuan dan asesmennya. Ada dua 4
kata kunci dalam konstruktivisme, yaitu aktif (active) dan makna (meaning) dimana pembelajaran konstruktivis tersebut digambarkan sebagai berikut: “Peserta didik tidak semata-mata merekam atau mengingat materi yang dipelajari, melainkan mengkonstruksi suatu representasi mental yang unik tentang materi tersebut, tugas yang akan dipentaskan, memilih informasi yang dianggapnya relevan, dan memahami informasi tersebut berdasarkan pengetahuan yang ada padanya, dan kebutuhannya. Peserta didik menambahkan informasi yang diperlukannya tidak selalu dari materi yang disediakan guru. Ini merupakan suatu proses yang aktif karena peserta didik harus melakukan berbagai kegiatan kognitif, afektif, dan psikomotorik agar informasi tersebut bermakna bagi dirinya .

B.     Cara Membuat Nata De Coco
Nata de Coco merupakan makanan pencuci mulut (desert). Nata de Coco adalahmakanan yang banyak mengandung serat, mengandung selulosa kadar tinggi yangbermanfaat bagi kesehatan dalam membantu pencernaan.Kadungan kalori yang rendah pada Nata de Coco merupakan pertimbangan yang tepatproduk Nata de Coco sebagai makan diet. Dari segi penampilannya makanan inimemiliki nilai estetika yang tinggi, penampilan warna putih agak bening, tekstur kenyal,aroma segar. Dengan penampilan tersebut maka nata sebagai makanan desert memilikidaya tarik yang tinggi. Dari segi ekonomi produksi nata de coco menjanjikan nilaiambah. mengungkapkan bahwa pembuatan nata yang diperkaya denganvitamin dan mineral akan mempertinggi nilai gizi dari produk ini.Nata de Coco dibentuk oleh spesies bakteri asam asetat pada permukaan cairanyang mengandung gula, sari buah, atau ekstrak tanaman lain (Lapuz et al., 1967).beberapa spesies yang termasuk bakteri asam asetat dapat membentuk selulosa, namunselama ini yang paling banyak dipelajari adalah A. xylinum BakteriA. xylinum termasuk genus Acetobacter (Ley & Frateur, 1974). Bakteri A. xylinum bersifat Gram negatip, aerob, berbentuk batang pendek atau kokus
Pemanfaatan limbah pengolahan kelapa berupa air kelapa merupakan caramengoptimalkan pemanfaatan buah kelapa. Limbah air kelapa cukup baik digunakan untuk substrat pembuatan Nata de Coco. Dalam air kelapa terdapat berbagai nutrisi yang bisa dimanfaatkan bakteri penghasil Nata de Coco. Nutrisi yang terkandung dalam airkelapa antara lain : gula sukrosa 1,28%, sumber mineral yang beragam antara lain Mg2+ 3,54 gr/l serta adanya faktor pendukung pertumbuhan (growth promoting factor) merupakan senyawa yang mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri penghasil nata (A. xylinum) (Lapus et al., 1967). Adanya gula sukrosa dalam air kelapa akan dimanfaatkan oleh A. xylinum sebagai sumber energi, maupun sumber karbon untuk membentuk senyawa metabolit diantaranya adalah selulosa yang
membentuk Nata de Coco. Senyawa peningkat pertumbuhan mikroba (growth promotingfactor) akan meningkatkan pertumbuhan mikroba, sedangkan adanya mineral dalam substrat akan membantu meningkatkan aktifitas enzim kinase dalam metabolisme didalam sel A. xylinum untuk menghasilkan selulosa.
Dengan perrtimbangan diatas maka pemanfaatan limbah air kelapa merupakan
upaya pemanfaatan limbah menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Fermentasi Nata
de Coco dilakukan melalui tahap-tahap berikut:
- Persiapan bahan dan alat
- Pemeliharaan biakan murni A. xylinum.
- Pembuatan starter.
- Fermentasi.
- Pemanenan
- Pengolahan
- Pengemasan
*      PROSES PEMBUATAN NATA DE COCO
*      Peralatan yang diperlukan:
1. Kompor.
2. Panci untuk merebus media/ air kelapa.
3. Gelas ukur besar 1liter dan 250 mili liter.
4. Pengaduk.
5. Pisau pengiris nata.
6. Plastik kemasan 1/2 kg.
7. Saringan air kelapa/ ayakan tepung.
8. Nampan/ wadah untuk fermentasi.
9. Kain putih/mori untuk penutup 3 m.
10. Tali pengikat/karet.
11. Ember/baskom perendam/pencuci.
12. Timbangan kue.
13. Sealing cup ukuran akua gelas.
*      Bahan yang diperlukan:
1. Air kelapa 25 liter.
2. Gula pasir 2,5 kg.
3. Asam cuka (asam asetat 25%)/asam cuka dapur 400 mili liter.
4. Urea 25 g.
5. Sirup rasa dan warna disesuaikan kesukaan masyarakat
6. Kap gelas (ukuran aqua gelas).
7. Allumunium foil satu gulung.
8. Sendok plastik.

Pemeliharaan Kultur Murni A. xylinum Biakan atau kultur murni A. xylinum diperoleh di laboratorium Mikrobiologi Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian, Bogor. Kultur tersebut tumbuh pada media Hassid Barker. Koleksi kultur dapat dalam bentuk kering beku dalam ampul, maupun dalam bentuk goresan dalam agar miring (slant agar). Koleksi kultur dalam bentuk kering beku dalam ampul dapat bertahan hidup bertahun-tahun tanpa peremajaan. Sedangkan koleksi kultur dalam agar miring perlu peremajaan setiap 2-3 bulan. Kebanyakan koleksi kultur
pemeliharaannya dengan cara peremajaan dilakukan pada media agar miring Koleksi kultur pada media agar miring Pemeliharaan koleksi kultur yang dimiliki dapat dilakukan dengan cara:pembuatan media Hassid Barker Agar (HBA) dalam tabung reaksi dan peremajaan kultursetiap 2-3 bulan. Komposisi media HBA adalah sebagai berikut: sukrosa 10%,(NH4)2SO4 0,6 g/L, K2HPO4 5,0 g/L, ekstrak khamir 2,5 g/L 2 % asam asetat glasial, agardifco 15 g/L . Media HBA dimasukkan kedalam tabung reaksi dan disterilkan dalamautoclave 121 oC, 2 atm, selama 15 menit. Media dalam tabung reaksi masih panas. diletakkan mring hingga membeku untuk menghasilkan media agar miring. Peremajaan dapat dilakukan dengan cara menggoreskan 1 ose kultur kedalam media agar miring yang telah dipersiapkan. Kutur baru diinkubasi pada suhu kamar, selama 2-3 hari. Kultur akan tumbuh pada media HBA miring dengan bentuk sesuai alur goresan. Kultur yang terlah diremajakan siap untuk kultur kerja, dan sebagian disimpan untuk kultur simpan atau kultur stok (Stock Culture).

*      Persiapan Substrat
Sustrat adalah media pertumbuhan bakteri A. xylinum, bentuk cair yang didalamnya mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan A. xylinum, untuk menghasilkan Nata de Coco. Cara penyiapan substrat untuk pembuatan Nata de Coco dengan bahan baku air kelapa ádalah sebagai berikut; air kelapa yang diperoleh dari pasar disaring dengan menggunakan kain saring bersih. Kedalam air kelapa ditambahkan sukrosa (gula pasir)sebanyak 10% (b/v). Gula ditambahkan sambil dipanaskan, diaduk hingga homogen. Urea (sebanyak 5 gram urea untuk setiap 1 liter air kelapa bergula yang disiapkan) ditambahkan dan diaduk sambil didihkan. Substrat ini didinginkan, kemudian ditambah asam acetat glacial (asam cuka ) sebanyak 2% atau asam cuka dapur 25% (16 ml asam asetat untuk setiap 1 liter air kelapa). Substrat disterilkan dengan cara dimasukkan dalam outoclave pada suhu 121 oC, tekanan 2 atm, selama 15 menit (atau didihkan selama 15menit).
*      Penyiapan Starter
Starter adalah bibit A. xylinum yang telah ditumbuhkan dalam substratpertumbuhan kultur tersebut sehingga populasi bakteri A. xylinum mencapai karapatan optimal untuk proses pembuatan nata , yaitu 1 x 109 sel/ml. Biasanya karapatan ini akan dicapai pada pertumbuhan kultur tersebut dalam susbtrat selama 48 jam (2 hari).Penyiapan starter adalah sebagai berikut: substrat disterilkan dengan outoclave atau dengan cara didihkan selama 15 menit. Setelah dingin kira-kira susu 40 oC, sebanyak 300 ml dimasukkan kedalam botol steril volume 500 ml. Substrat dalam botol steril diinokulasi (ditanami bibit bakteri A. xylinum) sebanyak 2 ose (kira-kira 2 pentol korek 6 api), bibit A. xylinum. Substrat digojog, sebaiknya menggunakan shaker dengan
kecepatan 140 rpm ( secara manual digojog setiap 2-4 jam ).Starter ditumbuhkan selama 2 hari, pada suhu kamar.
*      Fermentasi
Fermentasi adalah suatu proses pengubahan senyawa yang terkandung didalam substrat oleh mikroba (kulture) misalkan senyawa gula menjadi bentuk lain (misalkan selulosa /Nata de Coco), baik merupakan proses pemecahan maupun proses pembentukan dalam situasi aerob maupun anaerob. Jadi proses fermentasi bisa terjadi proses katabolisme maupun proses anabolisme. Fermentasi substrat air kelapa yang telah dipersiapkan sebelumnya prosesnyasebagai berikut; substrat air kelapa disterilkan dengan menggunakan outoclave atau dengan cara didihkan selama 15 menit. Substrtat didinginkan hingga suhu 40oC. Substrat dimasukkan pada nampan atau baskom steril dengan permukaan yang lebar,dengan kedalaman substrat kira-kira 5 cm. Substrat diinokulasi dengan menggunakan starter atau bibit sebanyak 10 % (v/v). Substrat kemudian diaduk rata, ditutup dengan menggunakan kain kasa. Nampan diinkubasi atau diperam dengan cara diletakan pada tempat yang bersih, terhindar dari debu, ditutup dengan menggunakan kain bersih untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Inkubasi dilakukan selama 10 – 15 hari, pada suhu kamar. Pada tahap fermentasi ini tidak boleh digojok. Pada umur 10-15 hari nata dapatdipanen.
*      Proses Pengolahan Nata de Coco
Nata de Coco yang dipanen pada umur 10-15 hari, dalam bentuk lembaran dengan ketebalan 1 - 1,5 cm. Nata de Coco dicuci dengan menggunakan air bersih, diiris dalam betuk kubus, dicuci dengan menggunakan air bersih. Nata de Coco direndam dalam air bersih selama 2-3 hari. Agar rasa asam Nata de Coco hilang perlu direbus hingga selama 10 menit. Hingga tahap ini telah dihasilkan Nata de Coco rasa tawar.
Untuk menghasilkan Nata de Coco siap konsumsi yang memiliki rasa manis dengan flavour tertentu perlu dilakukan proses lanjut. Nata de Coco direbus dalam air bergula. Penyiapan air bergula dengan cara menambahkan gula pasir sebanyak 500 gr ke7 dalam 5 liter air ditambahkan vanili atau flavour agent lain untuk menghasilkan valour yang diinginkan. Potongan Nata de Coco bentuk dadu dumasukkan kedalam air bergula selanjutnya direbus hingga mendidih selama 15 menit. Nata de Coco didingankan dan siap untuk dikonsumsi.
Gambar 2. Produk Nata de Coco, memiliki kenampakan putih bersih












*      Pengemasan
Kemasan merupakan aspek penting dalam rangka menghasilkan produk Nata de Coco untuk keperluan komersial. Dengan demikian proses pengemasan perlu dilakukan secara teliti dan detai prosesnya sehingga menghasilkan nilai tambah yang optimal darimanfaat dan tujuan pengemamasan tersebut. Kemasan terhadap produk Nata de Coco memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Mengawetkan produk agar bertahan lama tidah rusak.
b. Memberikan sentuhan nilai estetika terhadap produk sehingga memiliki
daya tarik yang lebih tinggi.
c. Meningkatkan nilai tambah secara ekonomi terhadap produk.
d. Memudahkan proses penyimpanan dan distribusi produk.
Pengemasan dapat dilakukan dengan kemasan yang sederhana dengan menggunakan kantung plastik kemasan dengan usuran bervariasi ½ kg, 1 kg dan seterusnya sesuai dengan keperluan pasar bila pengemasan bertujuan untuk komersial. Kemasan dapat pula dilakukan dengan menggunakan kemasan cup plastik, ukuran aqua cup atau yang lebih besar. Ragam bentuk dan ukuran sangat ditentukan oleh kebutuhan pasar. Untuk menghasilkan kemasan yang baik dengan mempertimbangkan keawetanproduk yang dihasilakan perla diperhatikan hal-hal seabagai berikut:
a. Kemasan harus bersih atau steril.
b. Isi kemasan diusahakan penuh agar tidak ada udara tersisa dalam kemasan sehingga mikroba kontaminan tidak tumbuh.
Gambar 3. Produk Nata de Coco dalam kemasan.








Proses pengmasan produk Nata de Coco dapat dilakukan sebagai berikut; Nata de Coco yang telah direbus dengan penambahan gula dan flavouring agent tertentu didinginkan hingga suhu 40 oC (suma-suam kuku). Produk tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam kemasan plastik atau cup secara aseptik untuk menghindari contaminan. Pengisian produk kedalam kemasan harus penuh agar tidak tersisa udara dalam kemasan sehingga mikroba kontaminan tidak bisa tumbuh. Kemasan selanjutnya ditutup dengan menggunakan sealer. Pengemasan selesai produk dimasukkan dalam air dingin hingga produk menjadi dingan dan segera ditiriskan. Selanjutnya produk yang telah dikemas dan didistribusikan atau disimpan dalam penyimpan berpendingin aganr tetap segar dan lebih awet.
C.    Manfaat Penerapan Nata De coco terhadap siswa
Manfaatnya dalam pembelajaran ini siswa tidak merasa jenuh terhadap kegiatan belajar yang berlangsung didalam kelas dengan adanya penerpan ini minat siswa terhadap pelajaran biologi lebih antusias dalam belajar karena jika minat siswa ini sangat bagus maka akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya jadi ketika minat siswa ini muncul dengan bagus mka akan timbul rasa semangat belajar biologi. Selain itu juga memberikan ketranpilan kepada siswa bagaiman cara mebuat nata de coco yang mana ketrampilan ini merupakan bekal mereka untuk terjun dimasyakat dan bisa menghasilkan uang untuk modal bagi dirinya sendri. Serta meningkatkan jiwa kewrirausahaan didalam dirinya.
Disamping itu juga  Membangkitkan minat belajar siswa itu juga
merupakan tugas guru yang mana guru harus benar-benar bisa menguasai semua
keterampilan dengan adannya penerapan ini  yang menyangkut pengajaran, terutama keterampilan dalam  bervariasi, keterampilan ini sangat mempengaruhi minat belajar siswa seperti
halnya bervariasi dalam gaya mengajar, jika seorang guru tidak menggunakan
variasi tersebut, siswa akan cepat bosan dan jenuh terhadap materi pelajaran.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut guru hendaklah menggunakan penerpan praktikum alam pembelajaran  agar semangat dan minat siswa dalam belajar meningkat, jika sudah
begitu, hasil belajarpun sangat memuaskan. Dan tujuan pembelajaran pun akan
tercapai dengan maksimal.

BAB III
KESIMPULAN
Pada penerapan praktikum na de coco didalam pembelajaran ini.Peserta didik tidak semata-mata merekam atau mengingat materi yang dipelajari, melainkan mengkonstruksi suatu representasi mental yang unik tentang materi tersebut, tugas yang akan dipentaskan, memilih informasi yang dianggapnya relevan, dan memahami informasi tersebut berdasarkan pengetahuan yang ada padanya, dan kebutuhannya. Peserta didik menambahkan informasi yang diperlukannya tidak selalu dari materi yang disediakan guru. Ini merupakan suatu proses yang aktif karena peserta didik harus melakukan berbagai kegiatan kognitif, afektif, dan psikomotorik agar informasi tersebut bermakna bagi dirinya
 Beberapa tahapan pembuatan Nata de Coco ádalah sebagai berikut: pemeliharaan kultur A. xylinum, pembuatan starter, pembuatan media fermentasi atau substrat, fermentasi, pemanenan, pengolahan danpengemasan. Teknologi pembuatan Nata de Coco merupakan teknologi sederhana, namun dalam proses pembuatannya memerlukan perhatian pada titik kritis yaitu; pemeliharaan kultur A. xylinum, penyiapan starter dan proses fermentasi. Kebersihan merupakan faktor sangat penting untuk keberhasilan dan proses
pembuatan Nata de Coco.
Manfaatnya dalam pembelajaran ini siswa tidak merasa jenuh terhadap kegiatan belajar yang berlangsung didalam kelas dengan adanya penerpan ini minat siswa terhadap pelajaran biologi lebih antusias dalam belajar karena jika minat siswa ini sangat bagus maka akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya. memberikan ketranpilan kepada siswa bagaiman cara mebuat nata de coco yang mana ketrampilan ini merupakan bekal mereka untuk terjun dimasyakat dan bisa menghasilkan uang untuk modal bagi dirinya sendri. Serta meningkatkan jiwa kewrirausahaan didalam dirinya.



DAFTAR PUSTAKA
Ø  R.E. Buchanan & N.E. Gibson (Ed) Bergeys Manual of Determinatif
Ø  Bacteriology, Eight Edition. The Williams & Wilkins Co. Baltimore.
Ø  Moat, A.G. 1979. Microbial Physiology. Jhon Willey & Sons, New York, 600p.
Ø  Masaoka, C., Ohe, T., & Sakato, N., 1993. Production of Cellulose from Glucose by
Ø  Acetobacter xylinum. J. Ferment. Bioeng. 75: 18-22.
Ø  Pracaya. Bertanam Nanas. Penebar Swadaya. Salatiga.
Ø  Anonim. 2009. Pembelajaran. Online (http://wikipedia.com/pembelajaran,

1 komentar: